Suatu hari saya duduk di beranda rumah. Saya duduk menghadap ke jalan raya. Setiap kali asa orang yang lewat, kami pasti saling menyapa. Terkadang saya yang lebih dahulu menyapa, namun terkadang pula orang yang lewat tersebut yang menyapa duluan.Â
Sapaan kami berawal dari tatapan. Orang yang lewat akan menatap ke arah saya dan saya pun akan menatap setiap orang yang melewati jalan di depan rumah kami. Karena saling bertatapan, maka sapaan pun muncul secara spontan.Â
Sapaan itu bisa berupa melambaikan tangan. Ada juga yang hanya menunduk, dan ada pula mengucapkan kata "Ya'ahowu", yaitu ungkapan syalom dalam bahasa Nias.Â
Ada beragam bentuk sapaan yang muncul. Namun yang penting dari itu semua ialah, kita memberi sapaan kepada setiap orang yang bertemu dengan kita.Â
Memberi sapaan adalah salah satu hal yang menarik bagiku sejak saat saya tinggal di daerah Nias. Hal itu berbeda dengan kebiasaan di kampung. Di kampung, hanya kepada orang yang sudah kenal lah maka kita memberikan sapaan. Namun di Pulau Nias, entah kita kenal atau pun tidak, sapaan selalu muncul. Makanya akan terlihat aneh jika kita tidak memberi sapaan kepada setiap orang yang kita jumpai.Â
Saya pernah bertanya kepada salah seorang teman yang berada di sana, mengapa setiap orang saling menyapa meskipun belum tentu saling kenal. Lalu teman itu menjawab bahwa sapaan itu adalah bentuk penghargaan terhadap sesama. Karena itu, tidak peduli apakah kita saling kenal atau tidak, memberi sapaan menjadi suatu keharusan.Â
Dari situ saya mengerti, bahwasanya menyapa itu satu kewajiban di daerah tersebut.Â
Ada juga teman yang adalah orang Nias mengatakan bahwa sapaan juga sangat diperlukan saat kita mengunjungi tempat yang baru. Saat kita menyapa maka orang yang berada di tempat itu pun dengan sendirinya akan menjadi teman kita, dengan demikian kita pun akan merasa nyaman berada di tempat tersebut.Â
Sejak berada di daerah Nias, daya dorong saya untuk menyapa menjadi tinggi. Bahkan, saya merasa bahwa perbuatan menyapa itu sudah menjadi sesuatu yang spontan bagiku. Karena itulah, saya akan selalu memberi sapaan kepada setiap orang, entah itu yang saya kenal maupun yang tidak saya kenal. Hal itu tetap saya lakukan saat sedang berlibur di kampung halaman. Meskipun sering tidak mendapat balasan, tetapi saya tidak pernah menyesal karena sudah memberi sapaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H