Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berdamai Dahulu Berdoa Kemudian

10 Maret 2022   23:18 Diperbarui: 10 Maret 2022   23:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari menyalakan pelita hati untuk hidup yang lebih terang (dok.pri) 

Ini tentang ibadah kepada Tuhan. Ya, tentang apa yang perlu untuk Tuhan dari kita manusia yang mengimani-Nya. Berdoa. Berdoa agar kita diberkati, berdoa agar kita dilindungi dan berdoa agar kita diselamatkan. Dan memang demikian, bahwasanya Tuhanlah penopang hidup kita di dunia ini. 

Namun, semoga kita jangan salah kaprah. Bukan berarti asal saja kita sudah berdoa kepada Tuhan maka semuanya sudah cukup. Bukan berarti asal saja kita sudah memberi persembahan kepada Tuhan maka semuanya sudah beres. Hidup beriman kepada Tuhan tidak hanya tampak dalam doa, namun juga dalam hubungan dengan sesama. 

Kita keliru kalau kita mohon pengampunan dari Tuhan namun ternyata kita sulit mengampuni kesalahan orang lain. Kita juga keliru kalau kita mohon belas kasih dari Tuhan namun ternyata kita sulit berbagi dengan sesama. Apalagi, jika ternyata kita masih menaruh dendam dan amarah kepada sesama sementara dalam doa kita berseru dengan kuat-kuat "jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga". 

Bagaimana jika kita balik. Alangkah baiknya jika sebelum beribadah, kita berdamai dulu dengan teman. Alangkah baiknya jika sebelum berelasi dengan Tuhan, kita perbaiki dulu relasi kita dengan sesama. Bukan hendak menomorduakan relasi dengan Tuhan. Tapi nyatanya, Tuhan pernah bersabda: "Yang Ku kehendaki adalah belas-kasihan bukan persembahan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun