Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerdik untuk Mempersiapkan Hidup Kekal: Renungan atas Lukas 16:1-8

4 November 2021   22:27 Diperbarui: 4 November 2021   22:50 12988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata bendahara itu di dalam hatinya: "Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka". 

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. (Luk 16:4,8)

Dalam Injil karangan Santo Lukas (Lukas 16:1-8), dilukiskan bahwa Yesus memuji bendahara yang tidak jujur. Tentunya bukan ketidakjujurannya yang dipuji oleh Tuhan, melainkan kecerdikannya untuk menjamin masa depannya saat ia dipecat dari pekerjaannya sebagai bendahara.

Kisah tentang bendahara yang tidak jujur ini disampaikan Tuhan pada kita agar sama seperti bendahara tersebut, kita pun cerdik untuk melihat hal-hal yang perlu kita lakukan untuk menjamin masa depan kita kelak saat hidup kita di dunia ini berakhir.

Yang dilakukan bendahara tersebut sesaat ia hendak dipecat oleh tuannya ialah berbuat kebaikan kepada setiap orang yang berhutang kepada tuannya. 

Yang berhutang 100 tempayan minyak dimintanya untuk membuat surat utang yang baru 50 tempayan minyak. Dan kepada yang berhutang 100 pikul gandum dimintanya untuk membuat surat utang yang baru 80 pikul gandum. Dengan demikian ia pun akan diterima oleh mereka saat ia dipecat dari jabatannya sebagai bendahara.

Setiap kebaikan akan berbalas kebaikan pula. Demikianlah kita diminta oleh Tuhan senantiasa menabur kebaikan selama hidup di dunia ini untuk menjamin ketersediaan tempat bagi kita di surga kelak bersama Allah yang penuh belas kasih.

Kecerdikan kita terletak pada sikap kita dalam menghadapi ketidaktentuan waktu berakhirnya masa hidup kita di dunia ini. Dari pada menunggu-nunggu kapan saat itu tiba, lebih baiklah jika setiap saat kita hidup sebagai pribadi yang baik dan benar di hadapan Tuhan. Sehingga, saat masa itu tiba, kita pun mendapat tempat bahagia di surga bersama Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun