Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terang Sabda: 03.09.2021 - Berpuasa Berarti Pembaruan Hati

2 September 2021   22:10 Diperbarui: 2 September 2021   22:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari sesawi.net

Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur" (Lukas 5:33-38)

Terang Sabda hari ini bercerita tentang berpuasa. Yesus mencoba menganalogikan berpuasa ini dengan anggur dan tempat penyimpanannya. Bagi Yesus, anggur yang baru haruslah disimpan dalam kantong yang baru pula, sehingga keduanya tidak saling merusak dan membahayakan.

Begitulah berpuasa. Berpuasa, tidak sekedar mengekang makan dan minum atau menjalani segala perintah dan aturan agama. Berpuasa yang benar ialah membuat hati menjadi baru, yang sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu penuh kasih dan damai.

Berpuasa berarti berani meninggalkan segala sikap jahat yang berasal dari hatinya yang jahat, dan memulai hidup yang baru dengan sikap baik dari hatinya yang sudah dibarui menjadi baik. Inilah yang juga menjadi kritik Yesus terhadap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat ketika mempertanyakan Yesus tentang murid-murid-Nya yang tidak berpuasa. Mereka menjalankan puasa dengan ketat dan teratur, namun sayang, hati mereka tetap jahat dan penuh kebencian. Karena itu mereka dijuluki sebagai orang yang munafik.

Semoga dengan Terang Sabda hari ini, kita berani menjadikan hati kita sebagai hati yang baru, yang dipenuhi dengan kasih dan damai Tuhan. Dengan demikian, kita pun berhasil menjalankan puasa kita dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun