Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Saya yang Pendiam Menerima Tamu yang juga Pendiam

25 Maret 2022   08:48 Diperbarui: 31 Agustus 2022   21:07 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain pendiam, saya juga kaku kalau difoto (dok.pri) 

Suatu pagi, kami kedatangan tamu. Beliau ingin bertemu dengan pemimpin komunitas kami. Namun karena pemimpin kami sedang pergi keluar untuk waktu yang tidak lama, maka saya menawarkan agar beliau menunggu. 

Sambil menunggu, saya menghidangkan teh dan cemilan kepadanya. Karena anggota komunitas lainnya sedang pergi juga, maka sayalah yang menemaninya. 

Saya membuka pembicaraan dengan pertanyaan-pertanyaan ringan. Saya bertanya siapa nama beliau, di mana ia tinggal dan ada perlu apa beliau dengan pemimpin komunitas kami. 

Yang membuat saya mulai tidak nyaman ialah sikap beliau yang segera diam dan bermain gagdet setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan. Saya sadar bahwa jenis pertanyaan-pertanyaan ku itu membutuhkan jawaban yang singkat juga. Namun sikapnya yang segera diam dan bermain gadget membuat saya serasa mati kutu. 

Saya coba membuat pertanyaan yang jawabannya membutuhkan opini yang sedikit lebih panjang. Misalnya, tentang semakin maraknya korban virus korona dan betapa banyaknya warga yang masih abai dengan protokol kesehatan. 

Namun, usahaku rasanya percuma. Beliau tidak memberi jawaban apa-apa selain berkata:"Yah, begitulah. Aku pun bingung kenapa demikian".

Sebetulnya, saya adalah tipikal orang yang pendiam juga. Namun sebagai orang yang sedang menyambut tamu dan menemani tamu, saya berusaha untuk membangun percakapan di antara kami. Dan ternyata hasilnya tidak seperti yang kuharapkan. Saya telah mencoba untuk mencairkan suasana dengan memberikan beberapa pertanyaan, namun gagal juga.

Akhirnya, kami pun menunggu dalam diam. Beliau sibuk dengan gadgetnya sementara saya sibuk dengan berjuta rasa di pikiran ku sambil berharap menemukan topik yang mampu mencairkan kebekuan suasana di antara kami. 

Akhirnya kebekuan kami pun berakhir saat pimpinan komunitas kami kembali dari laur, dan saya pun "terbebas".

Sungguh merupakan pengalaman yang seru, pertemuan antara dua pribadi yang sama-sama tipikal pendiam. Namun, pengalaman itu mengajariku untuk terus berusaha membangun komunikasi yang baik kepada setiap orang. 

Kesulitan yang saya hadapi saat itu ada dua. Pertama, kami sama-sama orang bertipe pendiam. Kedua, efek tipikal ku yang pendiam, saya sulit mengajak beliau untuk berbincang-bincang meskipun sekadar basa-basi sambil menunggu pimpinan kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun