Di penghujung bulan Maret tahun ini, terjadi penyerangan di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia di Jalan Trunojoyo Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Segera peristiwa itu menyedot perhatian media dan publik Indonesia tentunya.Â
Bukan hanya media Indonesia, dilansir dari Kompas.com Rabu (31 Maret 2021), ternyata media asing juga menyorot peristiwa penyerangan yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB tersebut. Media-media asing tersebut antara lain Al Jazeera, yaitu media berbasis di Doha Qatar, South China Morning Post (SCMP: Media China), dan Khaleej Times (media yang berbasis di India).
Menurut penulis, terdapat beberapa hal yang mencengangkan dari peristiwa penyerangan tersebut.
Pertama, pelakunya seorang diri. Dari berbagai cuplikan video yang ditayangkan oleh media pemberitaan Indonesia, mulai dari TVRI, TVOne, CNN, dan Kompas TV, nampak jelas bahwa penyerangan itu dilakukan oleh seorang diri saja.
Bagi menulis, tindakan itu sungguh nekat. Bagaimana mungkin Markas Besar Polisi diserang oleh terduga teroris hanya seorang diri. Kelihatannya, pelaku benar-benar nekat dan sudah siap untuk mati.
Kedua, pelakunya berjenis kelamin perempuan.
Selain dari dilakukan oleh pelaku yang berjumlah satu orang saja, peristiwa itu juga mencengangkan setelah diketahui bahwa pelaku berjenis kelamin perempuan. Dikutip dari kompas.com (31 Maret 2021), pelaku penyerangan Mabes Polri berjenis kelamin perempuan, berinisial ZA, berusia 25 tahun dan merupakan warga Kelapa Dua, Ciracas, Jakarta Timur.
Bagi penulis, hal itu sangat mencengangkan. Bagaimana mungkin seorang perempuan yang sejatinya memiliki naluri merawat dan memberi kehidupan, justru berani melakukan penyerangan ke Markas Polri, dan itu pun dilakukan hanya seorang diri. Sungguh suatu perbuatan yang nekat.
Ketiga, pelaku berjalan santai memasuki markas besar polisi. Dalam tayangan video yang diberitakan oleh media pemberitaan Indonesia, terlihat bahwa pelaku penyerangan itu berjalan santai memasuki markas besar polisi. Dari gesturnya, tidak terlihat ekspresi ketakutan. Kelihatannya, pelaku benar-benar siap untuk mati.
Keempat, pelaku menyerang dengan menggunakan pistol. Umumnya teroris menggunakan bom dalam melakukan aksinya seperti yang terjadi baru-baru ini, Minggu 28 Maret 2021 di depan gerbang Gereja Katedral Makassar. Saat itu, teroris melakukan bom bunuh diri.