Kedua, itulah pengalaman pertama bagiku menjadi supir untuk suatu perjalanan yang cukup panjang dan paling lama. Saya menjadi supir selama dua hari dengan jarak tempuh sekitar 221,2 km pulang-pergi.
Selain itu, pengalaman itu juga semakin membantu ku untuk mengembangkan kemampuanku dalam mengemudi karena perjalanan yang kami lalui saat itu telah mencakup semua situasi.Â
Pertama, perjalanan di malam hari, ketika kami berangkat subuh. Kedua, perjalanan di tengah hujan yang lebat. Dan ketiga, perjalanan yang melalui jalan sempit dan rusak. Jujur, saya merasa sangat bangga dengan pengalaman itu.
Sepulang dari perjalanan tersebut, hati ku selalu dipenuhi rasa suka cita, terlebih saat pimpinan besar yang saya bawa itu memberi pujian kepadaku di hadapan para saudara sekomunitas. Mereka segera memberikan ucapan selamat kepada ku.
Syukur kepada Tuhan atas pengalaman yang sangat luar biasa itu. Pengalaman itu membuat saya merasa seakan-akan telah lulus menjadi supir utama di komunitas kami.
Syukur juga kuucapkan kepada saudara-saudara di komunitas yang senantiasa mendukung saya mengembangkan kemampuan ku dalam mengemudi.Â
Rasa syukur seperti inilah yang selalu muncul di dalam hati setiap kali, dengan kemampuan ku dalam mengemudi, saya bisa membantu orang-orang yang ada di sekitar ku.Â
Oleh karena itu, saya selalu berharap agar perkembangan yang kualami dalam mengemudi juga semakin membuka peluang bagi ku membantu orang-orang yang ada di sekitar ku. Dalam hati saya berkata, "Saya siap menjadi supir bagi siapa saja yang membutuhkannya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H