Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malam Pergantian Tahun Tidak Identik dengan Pesta Kembang Api

1 Januari 2021   23:31 Diperbarui: 1 Januari 2021   23:31 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Ibadat Syukur Malam Pergantian Tahun (dok.pri) 

Doa dan pujian kepada Allah yang Maha Kuasa merupakan wahana yang bisa kami buat untuk menyambut tahun baru 2021. Tidak ada kembang api atau pun mercon, tidak ada kumpul-kumpul dengan tetangga, tidak ada salam-salaman, tidak ada peluk-pelukan dan tidak ada "cipika-cipiki" (cium pipi kanan-cium pipi kiri). Namun itu semua tidak mengurangi rasa syukur dan bahagia kami dalam menyambut tahun 2021. Justru yang jauh lebih penting dari itu ialah kami merasakan suatu wahana pergantian tahun yang penuh hikmat dan rahmat.

Saya berperan sebagai pemberi renungan dalam kegiatan itu. Kami berkumpul di sekitaran gua Bunda Maria dengan penerangan lampu yang seadanya namun mendukung penghayatan batiniah kami. Kami mengemas kegiatan penyambutan pergantian tahun dalam suasana ibadat yang sepi namun penuh hikmat. Ibadat syukur namanya.

Seperti yang telah disepakati, lima belas menit sebelum pukul 00.00 WIB kami telah berkumpul. Kami mengawali ibadat syukur dengan hening sejenak. Ketika suasana terasa hening saya mulai membuka ibadat dengan doa pembukaan. Saya selalu berusaha untuk tetap menjaga keheningan suasananya agar hikmat dari ibadat syukur itu bisa teralami sepenuhnya oleh hati dan pikiran kami bersama.

Seusai doa pembukaan saya mulai membacakan renungan ku secara perlahan-lahan. Renungan itu berupa refleksi sepanjang tahun 2020 dan harapan untuk tahun 2021. Di dalam semuanya itu kami mencoba menyadari penyertaan Tuhan untuk segala sesuatu yang telah berlalu dan juga harapan untuk senantiasa dalam penyertaan-Nya di tahun 2021. Semuanya saya bacakan secara perlahan-lahan.

Setelah renungan selesai, kami melanjutkan acara saling meminta dan memberi maaf. Itu kami lakukan dengan cara saling berhadapan muka dan dengan tangan terkatup kami saling menundukkan kepala. Ada juga yang mengambil kesempatan untuk berbicara secara langsung tentang apa yang selama ini ia rasakan dalam persaudaraan di antara kami. Ada yang mengungkapkan kekesalannya namun tetap memohon maaf atas itu dan ada juga yang jujur atas persoalan yang selama ini ia hadapi. Semuanya berjalan dengan rasa persaudaraan.

Setelah itu kami hening lagi untuk memasuki penyampaian doa-doa permohonan. Penyampaiannya dilakukan secara spontan. Artinya setiap orang diberi kesempatan untuk menyampaikan doa permohonannya, dan tanpa terduga hampir semua dari kami melakukannya. Dan setelah semuanya selesai kami menyatukan segala doa dan permohonan kami dengan secara bersama-sama mengucapkan doa Bapa Kami. Dengan demikian, ibadat pun selesai kami lakukan.

Seusai ibadat kami mengambil waktu sejenak untuk menikmati hidangan tahun baru. Telah tersedia beberapa jenis kue dan minuman di atas meja, dan kami menikmatinya hingga pukul 01.30 WIB.

Sebenarnya kami ingin menikmati malam pergantian tahun baru lebih lama lagi, meskipun sekedar makan dan minum bersama sambil bercerita. Dalam suasana itu, kami semakin bersaudara. Namun karena keesokan paginya kami harus merayakan Ekaristi di beberapa Gereja Stasi, maka kami memutuskan untuk segera menyudahinya.

Dengan suasana malam pergantian tahun baru yang demikian membuat saya mengerti kalau ternyata wahana pergantian tahun baru tidak selalu identik dengan pesta kembang api dan ramai-ramai. Itu hanya aspek lahiriah dari suatu sikap syukur atas anugerah tahun baru dari Allah. Yang paling penting ialah aspek batiniahnya, yaitu saat semua anugerah Tuhan di tahun 2020 disadari sebagai kebaikan Tuhan kepada kita dan memohon agar kiranya tetap mendapat anugerah-Nya di tahun 2021.

Aspek batiniah itu juga tampak lewat komitmen-komitmen, baik secara pribadi maupun secara bersama, untuk menjalani hidup secara lebih baik lagi. Dan dalam segalanya itu, kita juga berkomitmen untuk senantiasa melibatkan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan yang akan kita jalani di tahun 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun