Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Dicipta untuk Membuat Mimpi Allah Menjadi Kenyataan

23 November 2020   16:33 Diperbarui: 23 November 2020   16:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul itu saya kutip dari homili Paus Fransiskus dalam Perayaan Ekaristi untuk Perayaan Kristus Raja Semesta Alam (22/11). Pernyataan tersebut secara khusus ditujukan kepada orang muda. Demikian beliau berkata: "Jangan menyerah dalam mimpi yang agung dan jangan berfokus hanya pada apa yang perlu".

"Kita dicipta untuk membuat mimpi Allah jadi kenyataan". Pertanyaan yang muncul saat membaca pernyataan tersebut ialah: apa yang menjadi mimpi Allah dan bagaimana cara mewujudnyatakannya? 

Saat itu Paus Fransiskus sedang merayakan Perayaan Ekaristi untuk Perayaan Kristus Raja Semesta Alam. Oleh karena itu, dasar homilinya juga diambil dari Injil yang dibacakan pada hari raya tersebut yaitu dari Matius 25:31-46 tentang penghakiman terakhir.

Dalam Injil itu dilukiskan bahwa penghakiman terakhir itu seumpama seorang raja yang mengumpulkan semua bangsa di hadapan-Nya dan ia akan memisahkan seorang dari seorang, seperti seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing. Domba-domba ia tempatkan di sebelah kanan sementara kambing-kambing di sebelah kiri. Lalu mulailah raja itu melakukan penghakiman atas mereka.

Kepada yang di sebelah kanan, Raja menyebut mereka sebagai hamba yang baik karena mereka telah melakukan kasih kepada sang Raja. Mereka itu akan masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Sementara kepada yang di sebelah kiri, Raja menyebut mereka sebagai hamba yang jahat karena mereka tidak melakukan kasih kepada sang Raja. Mereka akan masuk ke dalam siksaan yang kekal.

Ketika kedua kelompok tersebut bertanya tentang bila mana mereka berbuat kasih kepada Raja, maka Raja itu pun menjawab mereka katanya: "Aku berkata kepada mu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku" (Luk 25:40).

Menurut Paus Fransiskus, itulah harapan terakhir dari Yesus kepada para murid-Nya. "Dia mengatakan kepada kita bahwa yang baik yang lakukan kepada salah seorang dari saudara-saudari kita yang paling hina --yang lapar atau yang haus, seorang asing, yang telanjang, yang sakit atau yang di penjara - kita melakukannya untuk Dia."

Dalam usaha untuk mewujudkan harapan tersebut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa hendaknya kita melakukannya setiap saat dalam hidup kita karena Yesus selalu hadir dalam diri orang-orang yang hina dan lemah, dan mereka itu selalu ada di sekitar kita.

Penghakiman dari Yesus, menurut Paus Fransiskus, didasarkan pada pilihan-pilihan yang kita ambil dalam hidup kita. "Jika kita memilih iblis dan kebencian, maka kita tidak akan pernah bahagia. Tetapi jika kita memilih Allah, bertumbuh setiap saat dalam cinta-Nya dan jika kita mengasihi sesama, maka kita akan menemukan kebahagiaan yang sejati". Oleh karena itu, Paus Fransiskus mengajak kita untuk senantiasa membuat pilihan yang baik dalam hidup kita.

Barangkali akan ada tantangan dan juga halangan yang akan kita temui dalam hidup ini saat kita berusaha mewujudkan harapan dari Allah tersebut. Namun, menurut Paus Fransiskus, kasih akan senantiasa membantu kita melewati itu semua. Karena itu dalam hidup ini kita bukan lagi bertanya "Mengapa saya hidup?" tetapi "Bagi siapa saya hidup?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun