Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Ingin Bertahan, FPI Harus Berbenah Diri

20 November 2020   16:21 Diperbarui: 20 November 2020   16:25 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari kompas.com

Sejak kepulangan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dari Arab Saudi (10/11), FPI menuai banyak sorotan. Sorotan pertama terjadi ketika kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan menimbulkan kerumunan yang besar. Kegiatan itu meliputi penjemputan MRS, perayaan Maulid Nabi dan Resepsi Pernikahan putri MRS. Padahal, di masa pandemi saat ini, kerumunan tergolong sebagai suatu pelanggaran keras.

Sorotan yang kedua ialah perseteruan antara FPI dengan artis Nikita Mirzani. Perseteruan berawal ketika Nikita menyebut habib sebagai tukang obat. Pernyataan Nikita tersebut dibalas oleh Ust Maheer dengan menyebut Nikita dengan sebutan yang tidak sopan karena bersifat merendahkan. 

Dalam perseturuan tersebut, MRS juga menyebut Nikita dengan sebutan yang sama seperti yang diungkapkan oleh Ust Maheer. Parahnya, penyebutan itu terjadi dalam sebuah kegiatan Maulid Nabi. Akibatnya beberapa habib mengecam pernyataan tersebut karena dinilai melecehkan keluruhan Maulid Nabi.

Sorotan yang terakhir ialah terjadi ketika baliho-baliho MRS diturunkan paksa. Awalnya yang menurunkannya ialah Satpol PP. Namun karena dipasang kembali oleh kelompok FPI, maka TNI langsung turun tangan. Dalam aksi itu Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memberi pernyataan tentang usulan pembubaran FPI.

"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho) perintah saya". (Dikutip langsung dari kompas.com/Jumat, 20 November 2020).

Sebenarnya alasan penurunan baliho-baliho tersebut ialah karena dipasang tanpa izin. Namun ketika pihak FPI kembali memasang baliho-baliho tersebut, maka TNI segera turun tangan, bukan saja untuk menurunkan baliho-baliho tersebut namun juga memberi sebuah peringatan untuk kelompok FPI. Aksi pemasangan kembali oleh FPI tersebut dinilai sebagai sebuah pembakangan atas hukum.

Barangkali masih ada lagi beberapa sorotan yang bisa kita temukan terkait dengan FPI yang terjadi sejak kepulangan imam besar mereka, Muhammad Rizieq Shihab, ke tanah air setelah selama 3,5 tahun berada di Arab Saudi.

Tidak ada yang salah ketika bapak Muhammad Rizieq kembali ke tanah air. Namun ketika kepulangannya membuat sesuatu yang sungguh-sungguh dilarang dan mengganggu keselamatan manusia, maka ia beserta kelompoknya mendapat banyak sorotan. 

Ada sorotan yang mengecam kerumunan, ada sorotan yang mengecam perkataan dan ada sorotan yang mengecam keberadaan mereka. Singkat kata, kini FPI tengah berada dalam sorotan dari berbagai pihak dan jika mereka tetap dalam keadaannya yang seperti sekarang ini, tidak bisa dipungkiri bahwa lambat laun mereka akan bubar karena dibubarkan.

Itu hanyalah dugaan semata penulis ketika melihat banyaknya sorotan yang mengarah kepada mereka. Sorotan-sorotan tersebut tentunya menjadi pertanyaan atas eksistensi mereka sebagai ormas di Negara tercinta ini. Sampai kapan mereka akan bertahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun