Suatu sore saya mencoba untuk keluar dari ruang tidur. Itu saya lakukan untuk sesekali melihat dan merasakan segarnya udara di luar rumah karena saya masih menjalani isolasi mandiri. Hari itu adalah hari ke-5 bagi saya untuk isolasi mandiri
Perbuatanku yang pergi keluar kamar itu tidak dillihat oleh teman-teman sekomunitas. Itu sengaja saya lakukan agar mereka tidak terkejut dan takut. Lagi pula, itu saya lakukan saat mereka tidak ada di sekitar komunitas untuk menjamin rasa aman di antara kami. Mereka aman karena tidak bersentuhan dengan saya dan saya juga aman karena tidak dihantui oleh rasa bersalah.
Saat setelah berada di luar rumah, segera saya menuju kebun yang berada di samping rumah. Selama ini kebun itu saya yang merawatnya sebagai bentuk olahraga ku di sore hari saat teman-teman yang lain pergi bermain voli atau bermain futsal. Lagi pula saya tidak bisa bermain voli dan bermain futsal.
Awalnya saya berniat hany untuk melihat-lihat, tetapi ternyata gerak batinku memaksaku untuk berbuat sesuatu yang lebih dari pada sekedar melihat-lihat. Satu persatu polibek saya rapikan. Kebetulan ada kompos di sana. Saya mengisi polibek yang kosong dengan kompos dan di dalamnya saya menanam cabe rawit.
Saya juga pergi ke tong sampah yang ada di sekitar rumah kami dan dari sana saya menemukan beberapa botol minuman. Lalu saya merobeknya sedikit untuk bisa saya isi kompos juga. Di dalamnya saya menanam seledri. Setelah itu saya mengambil air dan menyiraminya.
Selain itu, saya juga membersihkan rumput-rumput yang telah tumbuh di sekitar kebunku. Rumput-rumput itu saya cabut dan saya buang ke tempat pengolahan kompos. Juga sampah-sampah yang berserakan di sekitarnya saya kumpulkan dan saya buang ke tempat sampah. Setelah selesai saya mengambil jarak untuk memandang kebunku.
Sekilas kebun ku tampak berseri kembali. Tiba-tiba terlintas di benakku bahwa jika isolasi mandiri selesai maka saya pun bisa memanen beberapa tanaman sayur yang sebelumnya sudah tertanam di kebunku.
Sesungguhnya kami tidak memiliki lahan yang cukup untuk berkebun. Namun, kami ingin menghemat pengeluaran dapur kami dengan berusaha menghasilkan tanaman sayur sendiri. Karenanya saya banyak menggunakan polibek atau botol minuman bekas sebagai alat untuk berkebun. Di sana saya menanam cabe dan beberapa jenis sayuran.
Setelah semuanya selesai saya segera mandi dan mencuci pakaian yang saya kenakan saat berkebun. Karena saya juga menggunakan masker dan sarung tangan, maka itu juga segera saya cuci. Dan setelah mandi, saya merasa kalau tubuh ku segar dan bersemangat. Pikiranku penuh dengan inspirasi.
Sungguh suatu kegiatan yang menarik di sore hari itu. Kegiatan isolasi mandiri saya isi dengan beberapa kegiatan yang bermanfaat dan berkebun menjadi salah satunya. Dan saya kira, itu tidak menyalahi aturan tentang protokol kesehatan.