Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Kita Tidak Tahu Kapan Kematian Menjemput

26 Oktober 2020   20:59 Diperbarui: 26 Oktober 2020   21:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan kematian dengan kelahiran terletak pada pengetahuan tentang saat dan waktu tibanya. Kelahiran tiba pada bulan yang ke-9 sejak masa mulai mengandung. Waktu itu hampir tidak mungkin meleset, dan jikalau pun meleset, dia tidak meleset jauh.

Sementara kematian tidaklah demikian. Waktunya tidak pernah tertentukan. Dia bisa saja tiba hari ini, atau besok atau minggu depan atau waktu yang masih jauh lagi ke depan. Hampir tidak ada yang bisa menebak kapan kematian seseorang itu tiba.

Persoalannya ialah, saat kita telah mengetahui kapan saat dan waktunya itu akan tiba maka kita pasti akan melakukan persiapan untuk menyambutnya. Seperti halnya dengan kelahiran. Saat hampir tiba waktu untuk bersalin, maka keluarga akan membuat berbagai persiapan untuk menyambut si buah hati. Ada yang membeli popoknya, ada yang membeli pakaiannya, ada yang membuat ayunannya, dan masih banyak lagi.

Itulah yang membuat kelahiran itu sangat berbeda dengan kematian. Waktunya yang tidak diketahui itu membuat kita tidak pernah mampu melakukan persiapan untuk menyambutnya. Karena itulah ketakutan selalu menghantui kita saat berhadapan dengan kematian. Dia bisa saja datang secara tiba-tiba tanpa seorang pun tahu. Kita hanya tahu saat ada orang yang telah meninggal.

Namun kesadaran bahwa kita tidak pernah tahu akan saat dan waktu kematian akan tiba membuat kita juga sadar bahwa kita tidak perlu lagi bertanya-tanya tentang. Karena sampai kapan pun kita tidak akan mampu menemukan jawabannya.

Yang perlu bagi kita ialah sikap berjaga-jaga dan waspada secara terus menerus. Dan seharusnya ialah demikian bahwa semakin kita tidak tahu akan waktu kematian itu tiba maka semakin besar pulalah sikap berjaga-jaga dan waspada yang kita lakukan dalam hidup ini.

Berjaga-jaga dan waspada itu sama seperti saat kita berusaha menjaga agar pencuri tidak sampai mengambil harta milik kita. Setiap malam, kita akan memastikan bahwa jendela dan pintu rumah semuanya tertutup dengan baik. Jika perlu, kita juga memasang CCTV di tempat-tempat yang strategis agar saat kita lengah kita bisa menangkap pencurinya.

Begitu juga halnya dengan penantian akan waktu dari kematian tersebut. Yang kita jaga ialah sikap dan tingkah laku kita setiap hari agar tetap berada pada jalur yang dikehendaki oleh sang Pencipta. Kita berjaga-jaga agar sikap dan tingkah laku kita setiap hari baik adanya. Kita juga berjaga-jaga agar kehadiran kita mendatangkan kebahagiaan bagi orang yang di sekitar kita.

Namun sebagai manusia lemah, kita tidak bisa menjamin bahwa apa yang kita lakukan setiap harinya berada pada jalur kehendak Allah. Oleh karena itu, doa kita perlukan agar kita tidak mudah goyah dan jatuh dalam pencobaan.

Dalam doalah kita sering mendengar bisikan yang Ilahi dan semakin sering kita berdoa, maka bisikan itu akan semakin jelas dan membuat kita mengerti tentang apa yang sebenarnya kita perlukan dalam hidup ini. Saat kita telah benar-benar mengerti tentang apa yang sebenarnya perlu untuk hidup maka kita tidak akan jatuh pada kegiatan-kegiatan yang tidak perlu yang justru seringkali membuat kita jatuh ke dalam dosa. Padahal hanya ada satu kegiatan yang perlu yaitu tinggal selalu bersama Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun