Setelah mengantarkan frater tersebut, saya dengan teman yang lainnya segera memesan tiket kapal jurusan Gunungsitoli. Keesokan harinya, kami diminta untuk membuat proposal untuk hal-hal yang kami butuhkan seperti membeli jas hujan, helm, sepatu bot, ransel dan sebagainya.Â
Malam harinya kami pergi ke pelabuhan untuk berangkat ke Gunungsitoli. Butuh satu malam waktu yang kami tempuh selama penyeberangan dan kami tiba di Gunungsitoli pada pagi harinya. Malam itu ada badai, tetapi karena kami menggunakan kapal yang besar badai itu bisa terlewati dengan baik.Â
Bagi saya, badai itu adalah tantangan awal dari perjalanan TOP-ku dan kapal itu bagai doa kepada Tuhan. Semakin besar badai yang akan kuhadapi maka semakin bertekunlah saya dalam doa.
Refleksi pribadi:
Sesungguhnya saya siap sedia dengan tugas TOP yang akan saya terima. Saya telah bertekad bahwa di mana pun saya ditempatkan, saya berjanji akan melakukan yang terbaik.Â
Namun sebagai pribadi yang memiliki kebebasan, saya pun tetap diberi pilihan. Pilihan pribadi itu tentunya berupa harapan yang "jika dikabulkan syukur dan jika tidak ya tetap berysukur juga".
Saya sangat senang menjalani TOP di Nias. Itulah mimpi saya setelah mendengar banyak cerita tentang kisah pastoral di Nias. "Katanya sih menantang", dan itulah yang membuat aku penasaran.Â
Dan saya sangat bersyukur karena Tuhan mengabulkan harapan saya untuk menjalani TOP di Nias. Saya berjanji akan berbuat yang terbaik di sana karena sayalah yang telah memintanya kepada Tuhan dan saya tidak ingin mengecewakan Dia. Namun saya tidak lupa untuk memohon bimbingan-Nya agar apa yang saya lakukan berkenan di hati-Nya.
Keterangan
TOP (Tahun Orientasi Pastoral) :Â Masa untuk belajar berpastoral. Masa ini baru akan diterima setelah menyelesaikan S1
Frater : Basaha Latin yang artinya saudara. Namun menjadi istilah umum untuk menyebut mereka yang sedang menjalani masa pembinaan sebagai calon imam atau pastor.
Seminari Menengah : Tempat pembinaan Calon Imam atau Pastor. Pembinaan ini dilalui selama 4 tahun.
Keuskupan : Kawanan Umat Allah yang berada dalam suatu teritorial yang digembalakan oleh seorang Uskup (bdk. KHK 372). Dan saya berada di Keuskupan Sibolga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI