Suatu ketika, saya melintas ke kota Gunungsitoli, Nias. Tiba-tiba saya melihat sebuah tanda yang bertuliskan "JANGAN LIHAT KIRI" dan spontan saya langsung melihat ke kiri. Ternyata ada toko yang sedang menjajakan dagangannya.Â
Sekembalinya saya dari kota Gunungsitoli, saya juga melihat tanda itu dengan tulisan demikian "JANGAN LIHAT KANAN". Dan anehnya meskipun itu adalah tanda yang sama dengan tanda yang saya lihat saat pergi ke kota Gunungsitoli, tetapi saya tetap saja spontan langsung melihat ke kanan dan akhirnya juga melihat toko yang sama. Dalam hati saya bergumam, "Cerdik juga pemilik toko ini."
Pemilik toko itu memang cerdik. Dia mampu menarik perhatian saya, atau setidaknya setiap orang yang melewati tokonya, untuk melihat ke arah tokonya. Dan cara yang digunakan ialah dengan memanfaatkan sifat buruk manusia yang suka melanggar larangan.Â
Tanda itu bertuliskan "JANGAN LIHAT KIRI" dan "JANGAN LIHAT KANAN".Â
Saya kira, siapa pun yang melihat tanda itu akan penasaran, "Ada apa gerangan?" Dan meskipun tidak selalu bahwa setiap orang yang melanggar larangan itu langsung tertarik untuk berkunjung ke toko tersebut, namun dengan cara itu pemilik toko telah berhasil mempromosikan tokonya beserta isi dagangannya.Â
Dan setiap orang yang melihatnya secara tidak sadar akan menyimpan dalam memori mereka bahwa ada toko tersebut. Dan lagi, memori itu pun akan segera muncul jika ada orang yang bertanya kepadanya tentang toko yang menjual barang seperti yang ada di dalam toko tersebut. Dengan demikian orang pun akan berkunjung ke toko tersebut.
Bagiku itu sungguh merupakan suatu strategi bisnis yang cerdik. Dia mengenal sifat manusia yang suka melakukan sesuatu yang dilarang. Dan cerdiknya, dia memanfaatkan itu.Â
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, saya selalu terbayang dengan tulisan itu, "JANGAN LIHAT KIRI, JANGAN LIHAT KANAN". Dan saya segera tersenyum sendiri karena secara tidak sadar saya telah melanggar aturan yang mereka buat, meskipun saya tahu bahwa sesungguhnya itulah yang mereka inginkan.
