Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Untuk Kita yang Merasa Dibenci

11 Juli 2020   15:06 Diperbarui: 11 Juli 2020   15:03 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pusing dengan orang yang membenci kita.

Jack Ma, seorang pejuang hidup dan motivator dari China pernah berkata:

"Jangan sibuk memikirkan orang yang membenci kita karena hanya satu orang di dunia ini yang memiliki kewajiban untuk mencintai kita yaitu orangtua kita".

Apakah kita memang tidak perlu memikirkan mereka yang membenci kita?

Jika berpikir di sini kita mengerti sebagai membebani otomatis tidak perlu karena masih banyak hal baik, masih banyak hal positif yang bisa kita lakukan selain dari pada memikirkan mereka. 

Apalagi jika karena itu kita menjadi terhalang untuk meraih kesuksesan, maka kita tidak perlu memikirkan mereka yang membenci kita. Saya yakin itu tidak dosa justru sebaliknya jika kita sibuk memikirkan mereka malah kita yang bisa jatuh dalam dosa, seperti tumbuh rasa ingin balas dendam atau perkembangan kita menjadi terhalang. Hidup yang tidak berkembang adalah dosa karena tidak memanfaatkan anugerah yang diberikan oleh Allah dalam diri kita.

Namun jika berpikir di sini kita mengerti sebagai kepedulian, maka kita tetap perlu memikirkan mereka yang membenci kita. Tujuannya ialah agar perlahan-lahan mereka pun bisa menerima kita. Tetapi ini bukanlah semudah membalikkan tangan. Diperlukan apa yang disebut dengan pengorbanan.

Konteks refleksi saya kali ini ialah tentang membebani diri dengan memikirkan orang yang membenci kita atau yang menaruh pikiran negatif tentang kita. Saya mau katakan bahwa itu salah karena sama saja halnya dengan menambah beban hidup kita yang sementara beban hidup yang lainnya belum terselesaikan. 

Ditambah lagi, beban itu tentunya akan menjadi penghalang bagi kesuksesan kita. Terlalu banyak membuat beban pikiran itu akan membuat kita mudah terserang penyakit dan yang lebih parahnya lagi ialah bisa depresi. Kalau sudah demikian mau apa lagi? Bukankah mereka yang membenci kita pun akan merasa menang melawan kita?

Tetapi saya ingin memberi perspektif tentang memikirkan mereka yang membenci kita.

Pertama, kita memang perlu menyadari bahwa orang lain tidak memiliki kewajiban untuk mencintai kita, selain kedua orangtua kita tentunya, sebaliknya kitalah yang wajib mencintai mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun