Perkembangan teknologi informasi semakin cepat berkembang, ini didukung dengan infrastruktur yang diberikan pemerintah dalam perkembangan teknologi informasi yang terus berbenah. Bahkan perkembangan teknologi internet saat ini semakin mempermudah pemakai dalam memahami dan menjalankan fungsi internet. Misalnya dalam dunia usaha khususnya bidang marketing atau pemasaran, internet merupakan salah satu media pemasaran yang sering kita jumpai pemakaiannya dan bersifat global. Informasi bagi suatu perusahaan merupakan bagian yang sangat penting dalam memecahkan masalah untuk mencapai tujuan, meraih peluang dan tindakan pengambilan keputusan yang tepat dan mendasar bagi seorang Manajer.
Informasi bagi sebuah perusahaan merupakan bagian yang sangat penting dalam memecahkan masalah untuk mencapai tujuan, meraih peluang dan tindakan pengambilan keputusan yang cepat dan mendasar. Informasi didapatkan dari sistem informasi (information system) yaitu sebuah sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian dalam mendukung kegiatan operasional baik yang bersifat manajerial maupun berupa kegiatan strategi yang mampu menyediakan laporan-laporan berupa informasi kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.
E-bussines merupakan penggunaan teknologi informasi bagi sebuah perusahaan untuk memudahkan proses bisnis, melakukan e-commerce dan menyediakan kerjasama untuk mendukung komunikasi yang dibutuhkan sebuah perusahaan. Sederhananya e-bussines adalah penggunakan teknologi internet untuk meningkatkan dan mengubah bentuk proses bisnis utama, dan belakangan ini banyak praktik bisnis tradisional mulai beralih ke e-bussiness.
e-bussiness saat ini merupakan sistem yang menyediakan data  dan informasi bagi seluruh pengguna dalam organisasi dan perusahaan baik bisnis dan perseorangan bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Sehingga ini dapat menguntungkan perusahaan. Saat ini konsep e-bussines semakin banyak diminati oleh banyak perusahaan dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan performa operasional mulai dari proses bisnis sehingga middle manajemen dapat membuat strategi perusahaan dengan optimal. Namun perlu dipahami bahwa e-commerce dan e-bussiness merupakan hal yang berbeda baik dari media yang digunakan, jarak jangkau hingga sistem pemasarannya. Sederhananya yang membedakan e-bussiness dengan e-commerce sebagai berikut:
- E-commerce merupakan aktifitas jual beli yang dilakukan melalui internet. Berbeda dengan e-bussiness merupakan seluruh kegiatan bisnis dilakukan melalui internet, bukan hanya melalui praktik jual beli saja.
- E-commerce berhubungan langsung dengan pemasok, distributor dan juga pelanggan, sedangkan e-bussiness sudah mencakup seluruh kegiatan bisnis baik internal maupun eksternal
- E-commerce hanya memerlukan keberadaan situs web untuk kegiatan bisnisnya, sedangkan e-bussiness tidak hanya membutuhkan situs web, melainkan juga perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen hubungan dengan pelanggan dan masih banyak lainya.
Menurut Steven Alter (2002) dalam bukunya e-commerce : Bussines, technology, society menjelaskan bahwa e-bussiness memiliki keuntungan memperluas pasar, menghemat biaya, praktis, dan mampu meningkat citra dimata konsumen. Selaian itu peran e-bussines juga mendukung bagian dari marketing, produksi, accounting, finance dan human resouce management. Selain itu perusahaan juga perlu mengantisipasi bahwa tantangan penerepan e-bussines dalam perusahaan juga tidak sedikit, pengembangan aplikasi yang cepat, rendahnya daya tahan aplikasi yang terus mengalami perubahan, kemampuan menyajikan data dan informasi yang baik, faktor perilaku konsumen, kesadaran akan pentingnya penerapan konsep e-bussnines, faktor komunikasi, pentingnya faktor sekuriti keamanan data, perlunya sumber daya manusia yang handal sesuai kemampuan bidangnya dalam mengelola teknologi informasi, dan juga investasi yang akan kita lakukan dalam pengembangan teknologi informasi (wibowo, wirapraja : 2020).
Walaupun kajian tentang e-bussiness dikatakan masih relatif baru namun ini akan terus berkembang. Namun e-bussiness mampu berdampak besar dalam praktik bisnis. Herman; Yakub (2010) menjelaskan bahwa e-bussiness dapat melakukan perubahan dalam hal  menyempurnakan direct marketing. Dalam kategori pertama, e-business berdampak pada akselarasi pertumbuhan direct marketing yang secara tradisional berbasis mail order (katalog) dan telemarketing. Kemunculan e-business memberikan beberapa dampak positif dalam aktifitas pemasaran.Â
 Yang kedua dalam hal transformasi organisasi, e-bussiness mengubah karakteristik pekerjaan, karir, dan kompensasi. Menuntut kompetisi, komitmen , kreatifitas dan flektibilas karyawan dalam beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan.  Dalam hal redefenisi organisasi, e-bussiness memunculkan model bisnis baru yang berbasis jasa online di marketspace.  Hal ini berdampak di misi organisasi dan cara organisasi menjalankan bisnisnya. Perubahan ini antara lain meliputi peralihan dari sistem produksi masal menjadi pemanufakturan Just In Time (JIT) yang lebih customized, pengintegrasian berbagai sistem fungsional (seperti; produksi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia), baik secara internal maupun dengan mitra bisnis dan pelanggan, penerapan sistem pembayaran baru, seperti electronic cash, penguasaan sistem informasi dan teknologi mutakhir, dan penerapan sistem belajar dan pelatihan online.
Simpulan yang bisa kita tarik adalah perkembangan teknologi informasi telah mengubah seluruh struktur serta praktik pengelolaan organisasi bisnis. Ruang lingkup yang lebih luas yang melingkupi layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis dan sistem transaksi elektronik. Implementasi e-business pada suatu perusahaan membutuhkan mitra kerja menurut fungsi dan peranannya di dalam perusahaan. Pertukaran barang dan jasa melalui internet (e-business) dapat membantu perusahaan menurunkan biaya pengeluaran operasional. E-business menuntut kompetisi, komitmen, kreatifitas dan fleksibilitas karyawan dalam beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan. Konsekuensinya, organisasi dituntut memiliki struktur yang ramping, bercirikan pemberdayaan dan desentralisasi wewenang.
Dedy Suranta Sinukaban
Mahasiswa Pascasarja Magister Manajemen UNPAB