Dahulu daerah Tokyo sama seperti Jakarta, sering dilanda banjir. Khususnya daerah sekitar basin Sungai Nakagawa dan Sungai Arakawa.
Hal ini dikarenakan posisinya yang lebih rendah dibanding dataran lain dan kapasitas sungai yang kecil. Ditambah semakin cepatnya urbanisasi perkotaan di wilayah Tokyo dan sekitarnya, membuat air hujan sulit meresap ke bawah tanah.Â
Selain itu, Jepang juga seringkali dilewati Badai Taifun yang membawa curah hujan yang sangat tinggi. Pada tahun 1993, Stasiun Shinagawa dan Stasiun Akasaka-Mitsuke pernah mengalami banjir akibat Badai Taifun, yang membuat transportasi kereta di Tokyo lumpuh.
Salah satu solusi permasalahan banjir Kota Tokyo dan sekitarnya, khususnya ketika Badai Taifun adalah dengan menyimpan air hujan atau air sungai yang berlebihan sementara di bawah tanah.
Hal inilah yang mendasari pemerintah Jepang membangun The Metropolitan Outer Area Underground Discharge Channel, yang oleh media Jepang sering disebut "Chika Shinden" atau kuil bawah tanah.
Fasilitas ini dibangun di Prefektur Saitama mulai tahun 1993 oleh pemerintah pusat Jepang dan mulai beroperasi penuh pada tahun 2006. Fasilitas ini menjadi bangunan bawah tanah (mungkin) terbesar di dunia ini dan memakan biaya 230 milyar yen (sekitar 30 triliyun rupiah).
1. 5 Pit Raksasa
Untuk memasukkan air berlebih dari sungai ke kuil bawah tanah ini terdapat lubang raksasa yang berbentuk silinder atau disebut dengan pit. Bila level air sungai mencapai ketinggian tertentu, air sungai akan masuk ke pit raksasa ini melalui lubang kecil yang ada di dekat sungai tertentu.
Jumlah total pit ada 5, namun hanya 4 pit (No.2-5) yang terhubung langsung dengan sungai berukuran kecil atau sedang yang mengalir ke Tokyo. Sedangkan 1 pit (No. 1) berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk, keluar ke Sungai Edogawa secara bertahap.
Masing-masing pit memiliki diameter 15-31.6 meter dan ketinggian sekitar 70 meter. Saking besarnya, Patung Liberty di Amerika mampu masuk ke dalam pit ini!
Kelima pit ini kemudian tersambung oleh tunnel bawah tanah yang panjangnya mencapai 6.3 km dan diameter 10.6 m. Air yang masuk akan mengalir secara alami melalui tunnel ini menuju ke pit pertama yang dekat dengan fasilitas pengeluaran air.