SBY 2004 dan Jokowi 2014
Euforia Jokowi ternyata sudah menjadi candu bagi publik akhir-akhir ini. Setiap menit, detik, media menyajikan berita tentang Jokowi, mata dan telinga pemirsa dan pendengar seakan terhipnotis dengan kata “Jokowi”. Konsentrasi dengan cepat beralih pada sajian berita yang memberitakan tentang Jokowi. Entah apapun yang diberitakan tentang Jokowi, sungguh menjadi menarik bagi publik. Baik yang respek dengan berbagai gebrakan yang dilakukan Jokowi, maupun mereka yang mencibir.
Sungguh fenomenal memang...
Sama halnya yang terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2004 ketika (Presiden) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi idola publik dengan kesantunan dan kewibawaan beliau. Publik begitu terhipnotis dengan apapun yang dilakukan Pak SBY. Blowup media sungguh menjadikan SBY sosok yang di idam-idamkan untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia.
Fenomena tahun politik yang senantiasa berulang dan seakan menjadi makanan pokok menjelang pemilihan presiden.
Jokowi yang bersahaja, merakyat, kalem tapi tegas, menjadi dambaan publik saat ini untuk menjadi Presiden Indonesia. Harapan publik begitu besar akan hadirnya pemimpin yang benar-benar menjadi pengayom masyarakat.
Kestabilan ekonomi, kemakmuran, toleransi budaya dan agama, sungguh menjadi magnet harapan publik terhadap sosok Jokowi yang saat ini sedang dielu-elukan.
Kadar dan sengkarut politik praktis yang berhembus antar partai politik saat ini seakan hanya menjadi bumbu tambahan semata. Publik sudah terlanjur mengkultuskan bahwa HANYA sosok Jokowi-lah yang pantas menjadi presiden RI tahun 2014. Menafikan sosok anak bangsa lain yang juga di gadang-gadang untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang.
Jokowi sedang menjadi sentra politik kekinian, menjadi simbol pemerintahan yang merakyat, mendobrak keangkeran penguasa yang semena-mena ditampuk kekuasaan.