Mohon tunggu...
Dedi Wiyanto
Dedi Wiyanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya adalah orang yang terus ingin mencoba berbagai hal yang baru, dan selalu ingin menciptakan inovasi dalam berbagai hal. Sebab kreativitas adalah buah pemikiran yang manis apalagi jika bisa dimanfaatkan oleh banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sedikit Cerita tentang Pendidikan

26 September 2012   03:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:40 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin, saya bersama teman pergi ke Depok guna ke sejumlah instansi untuk mengurus masalah data penelitian, saya membuat surat pengantar di kesbangpol dan teman saya ngambil data di dishub. Ada kejadian unik ketika saya mengantarkan teman saya untuk meng-scan data  buku yang dipinjam dari dishub. Sewaktu kami mencari tempat untuk meng-scan buku tersebut yaitu di warnet. Kami dapati ada seorang ibu lagi marah-marah, teriak lebih tepatnya di warnet tersebut. Selidik lebih lanjut, ternyata sang ibu ini lagi ngomelin anaknya yang bolos sekolah, dan mau tahu sejak kapan anak itu bolos sekolah? dari awal pertama masuk sekolah semester baru ini!

Wow, jadi selama ini anak itu selalu pamit dengan ibunya untuk sekolah tapi tiap hari juga anak tsb terdampar di warnet. Ironi sekali melihat kejadian ini. Singkat cerita sang anak dijemput pulang bersama sang bapak, dan sang ibu masih di warnet untuk berpesan pada penjaga warnet untuk ngasih tahu kalau-kalau anaknya singgah lagi ke warnet pd jam sekolah.

Dari kejadian itu, saya sedikit mengaitkan tentang berita tawuran yang baru saja terjadi antara SMA 6 dan SMA 70 yang berakhir tragis tentang kematian seorang siswa dari SMA 6. Lalu, apakah ini gambaran pendidikan di Indonesia sekarang? tawuran, bolos, pergaulan bebas, obat-obatan terlarang.

Sedikit merenungi atas peristiwa-peristiwa tersebut, jika ditanya siapa yang dipersalahkan atas hal tersebut, adalah kita semua. Apa penyebabnya? banyak, bahkan mungkin dari hal-hal yang kita tidak sangka, sepertinya terbatasnya ruang gerak di ruang terbuka hijau atau sarana olahraga yang menyebabkan tidak adanya penyaluran atas energi para pemuda yang begitu besar, bacaan serta tontonan televisi yang mengisi pemikiran pemuda dalam jumlah besar, serta kepercayaan pada tingkat keluarga yang telah bergeser secara drastis ke komunitas luar yang benar-benar asing.

Pendidikan itu sendiri diharapkan dapat menciptakan harapan. Ya, banyak harapan.

Sehingga setelah itu, dapat meningkatkan kesempatan peserta didiknya untuk menjadi manusia yang seutuhnya...

(repost from my wordpress blog)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun