Belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku dari hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proses pembelajaran saat ini seharusnya disesuaikan dengan gaya pembelajaran yang sesuai dengan Abad 21 dan paradigma baru sehingga diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia yang memiliki keterampilan Abad 21 yang biasa disebut dengan 4C yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (Dumilah et al., 2022). Dengan demikian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuliana & Winanto (2022) bahwa hasil belajar adalah perolehan nilai kompetensi yang dicapai peserta didik berdasarkan nilai proses dan nilai hasil belajar, atau sebaliknya. Namun hal ini akan terjadi tanpa adanya peran dari guru. Menurut Lubis (2019) peran guru yaitu mendidik karakter, etika dan moral peserta didik. Proses pemilihan model, metode, pendekatan atau media pembelajaran sangat penting untuk dipertimbangkan oleh seorang guru karena dengan pemilihan yang tepat maka akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sehingga hasil peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
Kerjasama dalam proses pembelajaran atau kerja kelompok penting untuk dilakukan karena dapat melatih peserta didik dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan temannya (Kurniasih et al., 2020). Kerjasama dapat digunakan untuk melatih peserta didik memahami dan melaksanakan aktivitas dalam kerjasama untuk mencapai tujuan. Menurut Triana (2018) peserta didik dapat dikatakan bekerjasama apabila: (1) Terlibat aktif dalam mengerjakan tugas kelompok;
(2) Menghargai pendapat dan pekerjaan teman; (3) Memberikan masukan atau pendapat; (4) Saling membantu dan membangun kerjasama. Sedangkan menurut Rochmawati et al., (2020) delapan indikator kerjasama yaitu membantu anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok ikut memecahkan suatu permasalahan yang didapat, menghargai kontribusi dari anggota kelompoknya, anggota kelompok harus mengambil giliran serta berbagi dalam mengerjakan tugas, berada dalam lingkup kelompok belajar saat kegiatan kelompok berlangsung, melanjutkan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya, mendukung siswa yang lain dalam berpartisipasi mengerjakan tugas kelompok, dan menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat pada waktu. Berdasarkan indikator-indikator kerjasama di atas, maka kemampuan kerjasama peserta didik masih tergolong rendah.
Berdasarkan permasalahan di atas, ada beberapa alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tentang hasil belajar kognitif dan kerjasama peserta didik yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning. Menurut Hanifah, (2020) dalam Sukmawati (2021) Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks agar peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuannya sendiri. Dalam model ini peserta didik akan disajikan sebuah permasalahan kemudian peserta didik bertugas menyelesaikan masalah tersebut secara berkelompok. Menurut Rusman (2010) dalam Rochmawati et al., (2020) langkah-langkah dalam model Problem Based Learning antara lain: 1) orientasi permasalahan pada peserta didik, 2) mengorganisasikan peserta didik dalam belajar, 3) membimbing penyelidikan individu ataupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Berdasarkan permasalahan di atas, untuk melakukan perbaikan terhadap proses dan hasil pembelajaran maka penulis membuat tulisan dengan judul “Upaya Peningkatan Kerjasama dan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning Materi bangun datar Kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang Tahun Ajaran 2023/2024”
PEMBAHASAN
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kolaboratif peserta didik bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 Jam Tatap Muka ditiap kegiatan PPL .
Subjek pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang yang berjumlah 29 peserta didik. Adapun alasan kegiatan ini memilih kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang sebagai subjek penelitian karena kerjasama dan hasil belajar peserta didik yang belum memuaskan sehingga diperlukan penggunaan sebuah model yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Kegiatan PPL dilaksanakan pada tanggal 23 dan 27 Januari 2024.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan meliputi lembar observasi, soal tes dan dokumentasi. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kerjasama peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara berkelompok. Indikator yang menunjukkan kerjasama dikutip berdasarkan Rochmawati (2018) dan Triana (2020) yang terdiri dari 5 yaitu kontribusi dalam kegiatan kelompok, bertanggung jawab dakam menyelesaikan tugas kelompok, menghargai kontribusi setiap anggota kelompok, berada dalam lingkup kelompok saat kegiatan diskusi berlangsung dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Soal tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yaitu menggunakan soal evaluasi yang dikerjakan setelah proses pembelajaran berlangsung pada akhir setiap PPL. Dokumentasi berupa foto dan video pada saat kegiatan pembelajaran
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendapatkan nilai akhir dengan rumus persentase kerja sama peserta didik sebagai berikut :
Adapun rumus untuk menghitung nilai akhir peserta didik menurut Widoyoko (2018) yaitu sebagai berikut: