Mohon tunggu...
dedi setiadi
dedi setiadi Mohon Tunggu... -

kemarin sekarang esok hari adalah pegangan pijakan dan harapan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapanku Kebodohanku

8 Desember 2012   07:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika suatu hari kita bertemu,
ada rasa yang tak biasa dalam hatiku
menghantui pikiranku

jangan cinta yang datang
karena aku tak mau berharap cinta itu datang karenamu,
bukan penolakan kejujuran hati
tapi sebuah toleransi perasaan
karena kau telah terikat oleh separuh cinta yang lain
biarkan harapanku menjadi kebodohanku untuk mencintaimu
karena aku menyakini tuhan tak pernah salah menganugrahkan cinta untuku
jalan masih terlalu panjang untuk berbuat kebodohan mengganggu hubungan yang kau rajut dengan cinta lain
ada jalan untuk menyatukan cinta yang lebih terhormat dan manusiawi,
karena aku menginginkan cimta yang satu arah tanpa bercabang
agar mudah untuk membangun sebuah bahtera kehidupan yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun