Kepemimpinan memiliki beragam interpretasi, namun mayoritas ahli mendefinisikannya sebagai proses intensional untuk memberikan pengaruh kepada orang lain, membimbing aktivitas kelompok atau organisasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian tujuan. Richard dan Engle menekankan artikulasi visi, sementara George dan Jones menyoroti proses memberi pengaruh untuk membantu kelompok mencapai tujuannya. McShane menambahkan bahwa kepemimpinan melibatkan pengaruh, motivasi, dan pemberdayaan orang lain.Kepemimpinan juga bisa dijelaskan sebagai penerapan otoritas dan pengambilan keputusan. Beberapa mengartikannya sebagai inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan pola konsisten dalam menemukan solusi untuk masalah bersama. Tery merumuskan bahwa kepemimpinan adalah hubungan di mana pemimpin mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengan sukarela pada tugas terkait guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemimpin.
Pandangan Pemimpin dalam Islam
Pandangan Islam terhadap kepemimpinan menekankan prinsip-prinsip moral, keadilan, tanggung jawab, dan pelayanan.Dengan prinsip-prinsip ini, kepemimpinan dalam Islam diarahkan untuk menciptakan masyarakat yang adil, berkeadilan, dan berdaya. Pemimpin dianggap sebagai pelayan masyarakat dan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan Allah SWT.
Dalam pandangan islam seorang manusia sebagai pemimpin juga sudah tertera dalam surah Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi
:وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ30
Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS. Al Baqarah: 30).
Kepemimpinan Gus Dur
Nah dengan hal tersebut kita akan membahas bagaimana kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau sering disapa Gus Dur dalam perspektif islam selama masa pemerintahannya menjadi presiden. Sudah tidak asing lagi selama beliau menjadi presiden banyak hal yang kita ketahui meskipun hanya menjabat 3 tahun saja. Beliau juga sering dikenal sebagai bapak "Pluralisme".
Era kepemimpinan beliau sangat kental pula dengan religiusnya.Kepemimpinan Gus Dur dalam perspektif Islam ditandai oleh pendekatan yang inklusif, toleran, dan membuka ruang bagi berbagai pandangan. Ia menekankan pentingnya dialog antaragama, mempromosikan nilai-nilai keadilan, dan menegaskan bahwa Islam mendukung pluralisme. Gus Dur juga menciptakan suasana toleransi dalam pengelolaan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), dengan meminimalkan konflik internal dan memperbarui tradisi intelektual.
Kepemimpinan Gus Dur dalam kajian Islam dapat dipahami dari beberapa aspek:
1. Inklusivitas dan Toleransi:
- Gus Dur menganut pendekatan inklusif dalam Islam, memahami keberagaman dan mendorong toleransi antaragama.
- Kepemimpinannya menonjolkan pemahaman Islam sebagai agama yang menghormati perbedaan keyakinan.
2. Dialog Antaragama:
- Memperkuat dialog antaragama sebagai bagian integral dari pemahaman Islam.
- Mengadakan berbagai forum dialog untuk membangun pemahaman bersama antara umat beragama.
3. Pembaruan Tradisi Intelektual:
- Gus Dur mendukung pembaruan tradisi intelektual Islam dengan merangkul pemikiran-pemikiran baru yang sesuai dengan konteks zaman.
- Mendorong keberanian berpikir kritis dan memperluas wawasan keilmuan di kalangan umat Islam.
4. Modernisasi Organisasi Islam:
- Mengubah NU menjadi organisasi yang lebih modern dan terbuka, mengintegrasikan prinsip-prinsip manajemen yang efektif.
- Mendorong pendekatan yang responsif terhadap tuntutan zaman dalam menjalankan organisasi keagamaan.
5. Nilai-nilai Keadilan:
- Gus Dur menekankan pentingnya nilai-nilai keadilan sosial dan ekonomi dalam kerangka ajaran Islam.
- Memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan sebagai bagian integral dari kepemimpinannya.
6. Pluralisme dan Toleransi:
- Mengintegrasikan nilai-nilai pluralisme dan toleransi dalam tubuh NU, menciptakan ruang bagi berbagai pandangan.
- Mempromosikan pemahaman bahwa keberagaman adalah kehendak Tuhan.
7. Pengelolaan Konflik Internal:
- Gus Dur berhasil meminimalisir konflik internal dalam organisasi Islam, menciptakan stabilitas dan kesatuan di kalangan umat.
Kepemimpinan Gus Dur mencerminkan usaha untuk menghidupkan ajaran Islam dalam konteks kontemporer, dengan penekanan pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan toleransi.Tingkat kepemimpinan seseorang dipengaruhi oleh daya tarik pribadi dan dedikasi sepanjang hidupnya. Seorang pemimpin yang luar biasa selalu mendorong dan mengilhami perubahan, bahkan setelah kepergiannya. Keberhasilan kepemimpinan juga ditandai oleh kemampuan mewujudkan visi menjadi kenyataan. Semakin visi tersebut terwujud, semakin efektif pula pelaksanaan kepemimpinan. Pemimpin yang bijaksana akan meninggalkan warisan berupa jejak prestasi, yang akan dihormati dan diingat oleh generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H