Dikota-kota besar seperti di Provinsi DKI Jakarta banyak ditemuai menggantungkan hidupnya dengan cara mengemis atau meminta-minta.
Padahal, Â Rasulullan SAW adalah orang yang giat bekerja dan pantang berpangku tangan. Sejak muda, Rasulullah SAW, sebagai saudagar yang ulet dan jujur.
Sayangnya, kini banyak orang lebih suka memberi pada pengemis atau pengamen daripada membeli  orang  yang menjual kacang, koran, minuman, tisue, masker,  alasan mungkin kita tidak suka baca koran ataun makanan  yang ditawarkan tidak berselera.
Ketika kita memberikan sejumlah uang pada pengemis atau pengamen dilihat para pedagang asongan, sedangkan pedagang asongan menawarkan barang dagangan  pada kita, dan kita tidak membelinya,  tanpa sadar  mereka beranggapan buat apa cari nafkah  berjualan kerja keras,  nyata orang-orang lebih mudah dapat uang dengan cara mengemis atau mengamen.
Alangkah baiknya membeli barang dagangan pedagang asongan kendati kita tidak membutuhkannya, daripada memberikan pada pengemis , Â kita menghormati kerja keras pedagang asongan.
Pedagang asongan pekerja tangguh bisa saja dengan keuletan mereka akan menjadi pengusaha sukses, Â sebab terbiasa menghadapi tantangan hidup.
Rasulullah, SAW, Â dengan tegas dalam soal meminta-minta, " Tangan diatas (pemberi) itu lebih baik daripada tangan di bawah ( peminta-minta),"
Jika dilihat yang berkeliaran di jalan-jalan sebenarnya pengemis mampu mencari nafkah, tetapi dia lebih memilih jadi pengemis bahkan anak diekspoloitasi jadi peminta-minta.
Bisa dikatakan dia tidak mensyukuri nikmat anggota tubuh yang dikaruniakan Allah. Kalau dia bersyukur dia akan memanfaatkan anggota tubuhnya untuk bekerja mencari nafkah yang baik.
Apalagi situasi pandemi Covid-19 orang mengemis  belas kasihan dengan cara meminta-minta, kita sebagai warga masyarakat  harus seleksi  memberikan pada peminta-minta, karena mengemis adalah pekerjaan hina dan rendah. Lebih baik bekerja kasar atau menjadi pedagang asongan, buruh cuci,  dari pada menjadi pengemis ,(dm).