Mohon tunggu...
Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi Mohon Tunggu... Penulis - Dedi Mulyadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis memberikan kontribusi bagi masyarakat , mencerdaskan masyarakat, tidak diperkenankan mengutip tulisan untuk komersial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Majelis Taklim Membangun Politik Berintegritas

27 Desember 2021   22:55 Diperbarui: 28 Desember 2021   04:26 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar mejelis taklim sudah dikenal luas umat Islam, majelis taklim adalah tempat pengajaran atau tempat pembelajaran agama Islam non formal yang fleksibel , sifatnya terbuka, usia berapapun, suku apapun, profesi apapun dapat bergabung didalamnya.

Waktu pelaksanaannyapun tidak terikat dengan waktu, bisa pagi, siang, sore,dan malam, lokasi taklim didalam masjid, musholla, rumah dan diluar ruangan.

Berdasarkan catatan majelis taklim sangat populer diera tahun 80-an, saat itu Prof Tutty Awaliyah membentuk Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT). Organisasi ini merupakan gabungan majelis taklim yang ada di Indonesia.

Kegiatan majelis taklim disampaikan para pendakwah yang memahami ilmu agama Islam, mengkaji Alqur’an, hadis dan kitab, kehadirannya selalu ditunggu, untuk  menambah wawasan keagamaan meningkatkan  iman dan takwah.

Selain mempelajari Ilmu Allah juga terjalin ukwuwah islamiyah,  mempererat tali silatuhrahmi diantara mereka yang hadir di majelis taklim.

Keberadaan majelis taklim ribuan dengan jumlah jamaah jutaan di 33 provinsi di Indonesia.

Majelis taklim juga dapat membangun pendidikan politik yang sehat, yakni politik yang diajarkan Alqur’an,  suci, beritegritas, tidak korupsi, amanah, dan  kridibel.

Sebab agama dan politik tidak bisa dipisahkan, keduanya saling berkaitan dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan zaman. Politik sejatinya merupakan alat untuk meraih kebaikan sebesar-besarnya bagi umat.

Mejelis taklim bisa memberikan pemahaman dengan berpolitik itu musti santun, tidak mencela, menghujat, tidak saling menjatuhkan, memikirkan kepentingan rakyat, dan menghindari kebatilan setiap kebijakan aktivitas dalam berpolitik.

Politik adalah sunah Rasul (politik), yang santun, akan tetapi akhir-akhir ini umat dipertontonkan dengan politik ajang fitnah saling menjatuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun