Mohon tunggu...
Dedi Mukhlas
Dedi Mukhlas Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hai Salam Kenal Sahabat Kompasiana. Perkenalkan Saya seorang penulis Aktif pada Blogger Pribadi dan Organisasi di Komunitas Teknologi Pendidikan Indonesia | Visit us: www.kotepoke.org | Terima Kasih :D

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Iklan Facebook Sugesti Mesum

3 Juni 2013   11:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:36 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iklan Facebook Sugesti Mesum - Anda pengguna facebook?? Secara tidak langsung mungkin Anda akan melihat iklan facebook pada sebelah kanan layar komputer. Namun sangat disayangkan ketika iklan dari facebook tersebut hanya berisikan sebuah promo ngak jelas dan bersifat porno. Hal ini jika di lihat dari kaca mata psikologis secara tidak langsung mampu untuk mensugesti pengguna facebook untuk melakukan mesum. Sebagai contoh adalah iklan seperti ini: Iklan Facebook Sugesti Mesum Hal ini jika dilanjutkan terus menerus akan sangat kurang baik untuk perkembangan psikologis dari seorang anak. Ibaratnya kita di acara mentalis yang dimana ketika seorang memberikan sugersi berupa kata "Ayam Goreng" maka Anda akan terpikirkan untuk ayam goreng dan memikirkan bagaimana ayam goreng, dan seperti apa ayam goreng, dan cara untuk mendapatkan ayam goreng. Namun sugesti pada iklan facebook bukanla ayam goreng namun video mesum, remaja bugil, anak SD di perkosa, pencabulan, sek bebas, remaja jual kelamin, dll. Kondisi demikian harus dan segera mendapatkan respon oleh masyarakat, orang tua, dan pemerintah. Sugesti pada iklan yang membuat pengujung menjadi tertarik adalah karena pengiklan memasang foto atau gambar yang tidak sesuai dengan isi iklannya. Sebagai contoh: - Judul Iklan: Mahasiswa Buat Video Mesum di Kampus - Foto dan Gambar: Seorang Wanita Telanjang Sensor - Isi Iklan: Ketika di klik sama sekali tidak ada hal yang sesuai dengan iklan yang di pasang. Potret iklan mesum di facebook harus segera bisa di respon oleh pemerintah, orang tua, dan praktisi pendidikan, serta kepedulian terhadap generasi bangsa. Maraknya pelecehan pada perempuan dan remaja bisa juga di timbulkan dari iklan facebook yang setiap hari di akses oleh mahasiswa, anak, orang tua, dan sebagainya. Solsusi yang Master SEO Indonesia - DEDI MUKHLAS, adalah sebagai berikut dengan cara mengatasi anak dari sudut dan sisi.

  1. Orang Tua adalah orang terdekat dari anak dan perkembanganya. Anak akan mengikuti aturan yang dibuat oleh orang tua. Sekarang ini orang tua wajib untuk mengetahui perkembangan anak dan fasenya melalui teknologi. Sosok orang tua yang suka di bilang gaptek, kini harus mulai di brantas dan orang tua wajib belajar menggunakan facebook dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar orang tua tau dan mengetahui facebook anak dan cara bergaulnya.
  2. Teman adalah orang yang paling berpengaruh kedua kepada anak-anak dalam bergaul. Hal ini dikarenakan anak suka berbicara dan sharing masalahnya kepada teman dari pada orang tua dan saudara. Untuk itu agar orang tua bisa dekat dengan anak adalah menjadi temannya bukan orang tuanya ketika sedang menjalin pembicaraan.
  3. Lingkungan adalah fase ketiga yang mampu memberikan pergaulan yang kurang baik untuk anak karena lingkungan juga salah satu faktor pendukung terjadinya pergaulan bebas, sek bebas, dan sebagainya. Sebagai contoh jika anak bergaul di lingkungan kotor dalam hal ini adalah area sek bebas. Maka anak akan terkontaminasi seks bebas.
  4. Diri sendiri adalah faktor kunci dari ke tiga fase tersebut, karena kesadaran diri sendiri jauh lebih penting jika di ketahui dan tau sebab akibatnya jika melakukan hal yang melanggar norma kehidupan.

Oke, itu dulu share opini Master SEO Indonesia - DEDI MUKHLAS, lain kesempatan akan saya bagikan lagi inspirasi-inspirasi yang berkualitas dan bisa menjadi inspirasi untuk Anda. Salam Sukses dan semangat untuk hidup yang lebih baik. +Referensi: http://dedimukhlas.blogspot.com/2013/06/iklan-facebook-sugesti-mesum.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun