Mohon tunggu...
Dedik Suryantara
Dedik Suryantara Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu berpikir positif akan membuat hidupmu bahagia...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tempat Menumpahkan Keluh Kesah...

18 Desember 2013   01:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1387304688118168346

Aktifitas sehari-hari dari setiap orang sudah semakin sibuk dan padatnya masih bisa saya terima karena saya pun demikian adanya. Tapi masa sih disela-sela kesibukan tersebut sama sekali tidak bisa meluangkan waktu sedikit pun hanya sekedar berbincang ringan dengan istri, anak di rumah curhat dengan istri mengenai berbagai hal karena bukankah istri adalah juga sebagai teman untuk berbagi cerita baik senang dan duka...?!? Saya beberapa hari ini mendapat telpon dari seseorang (laki-laki) yang mengatakan bahwa dirinya sedang dalam masalah yang berat yang tak bisa dia selesaikan dan masalah tersebut sudah sangat membelenggu dirinya. Dia berharap banyak bahwa saya bisa membantunya. Saya katakan, jika dia ingin bantuan dari saya maka dia harus menjumpai saya. Saya hanya mengatakan dimana dirinya mau ketemu dengan saya. Dan dia pun menyebutkan tempat dan waktu ketemuannya. Karena janji ini akhirnya saya pun tidak bisa datang ke Lapas Barelang tadi pagi dalam rangka kegiatan mata kuliah BK Klinis. Ya sudahlah...saya pikir saya harus mendahulukan membantu teman ini walau pun pada akhirnya saya akan dianggap absen 2x pertemuan karena tidak datang ke Lapas Barelang tsb. Janji ketemu disebuah waralaba kopi terkenal yang berada disebuah Mall yang juga terkenal di Batam. Dan saya pun ketemu dengan teman ini. Wajahnya terlihat agak kusut, cerminan orang yang lagi banyak menghadapi permasalahan, sangat berbeda ketika terakhir kali kami ketemu sekitar empat bulan yang lalu. Tak banyak yang saya minta dari dia...saya hanya minta dia cerita permasalahan dia mulai dari A sampai Z, saya juga minta jika dia ingin menangis disaat-saat bercerita dia ingin menangis, itu saja yang saya minta, tak minta yang lain-lain. Dan mulailah dia bercerita tentang masalahnya...saya tidak akan menuliskan apa masalah kawan ini di tulisan ini karena itu adalah tidak etis. Dan benar dugaan saya, disela-sela dia bercerita beberapa kali dia menahan air matanya. Saya katakan menangislah jika ingin menangis. Dia mengatakan bahwa dia malu untuk menangis karena dia laki-laki. Inilah salah satu ego laki-laki yang menyatakan pantang untuk menangis padahal menangis menandakan bahwa dia masih ada hati dan perasaan yang halus dan lembut. Saya kasih tissu ke dia sambil saya katakan "menangislah, toh menangis tak perlu sambil meraung-raung tapi bisa cukup dengan hanya menumpahkan air mata tanpa disertai suara. Tak terasa satu bungkus kecil tissu habis hanya buat dia mengeringkan air matanya yang tumpah ruah...saya pikir betapa beratnya beban kawan saya ini... Setelah dia puas menangis, maka mengalirlah cerita demi cerita dari bibirnya. Saya mendengarkan dengan hikmat sambil terus menganalisa ceritanya. Sangat panjang ceritanya sampai-sampai saya harus menambah  kopi sampai tiga cangkir. Bagi sebagian orang mungkin mendengarkan orang menceritakan masalah panjang lebar dan memakan waktu yang panjang akan sangat membosankan tapi buat saya ini adalah latihan mendengar yang baik dengan kasus yang juga nyata. Apa yang terjadi setelah dia menceritakan masalah semuanya...tak perlu proses yang panjang dalam membantunya dan tak perlu pertemuan lanjutan karena setelah dia menceritakan semuanya dia bisa menentukan sendiri apa yang harus dia lakukan karena semua beban pikiran dari permasalahan yang selama ini menghambat dirinya menjadi hilang setelah dia menceritakan permasalahannya tersebut kepada saya. Terkadang hanya dengan bercerita bisa membuat seseorang melupakan masalahnya dan bisa menentukan apa yang mesti dia lakukan selanjutnya. Sebelum masalah menumpuk dan sebelum masalah membuat diri kita tidak bisa melakukan apa-apa, carilah teman yang bisa diajak untuk menjadi pendengar yang baik dari cerita-cerita tentang masalah kita. Sepertinya menjadi pendengar yang baik dari keluh kesah seseorang kedepannya bisa menjadi sebuah profesi yang baik karena semakin sibuk orang semakin susah untuk mencari teman untuk menumpahkan kelu kesah selain kepada seorang Konselor...:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun