Mohon tunggu...
Dedi Iswanto T
Dedi Iswanto T Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta seni

Kecintaannya kepada seni membawanya menjadi seorang desain grafis dan mencoba belajar untuk menjadi seorang penulis, baginya sebuah kebahagiaan tersendiri ketika seni yang dia buat dan tulisan yang dia tulis bisa bermanfaat mendapatkan apresiasi dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Tradisi Siraman yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini

14 Juli 2023   18:10 Diperbarui: 14 Juli 2023   18:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama halnya dengan daerah lain di Indonesia, masyarakat Jawa dan  Sunda memiliki akar sejarah yang dalam sejak zaman kuno. Tradisi-tradisi ini terus dijunjung tinggi dalam masyarakat saat ini dan terlihat jelas selama acara-acara penting, termasuk kelahiran, pernikahan, dan perayaan besar.

Salah Satu tradisi yang masih dilakukan sampai sekarang adalah acara Siraman, sebuah upacara simbolis dan bermakna ini adalah tradisi yang dijunjung tinggi dan bertahan dalam masyarakat Sunda. Biasanya dimasukkan sebagai komponen ritual pernikahan, siraman telah berhasil mempertahankan relevansi dan signifikansinya dalam menghadapi kemajuan modern. Terlepas dari kemajuan kehidupan kontemporer, generasi muda, termasuk generasi milenial, tetap merasakan keterkaitan yang mendalam dengan upacara kuno ini.


Tindakan siraman sederhana mengacu pada upacara menuangkan air dicampur dengan bunga di atas pengantin sebelum pernikahan mereka atau pemberian persetujuan. Ritual ini melibatkan memandikan calon pengantin secara terpisah, melambangkan penyucian tubuh sebagai persiapan pernikahan.

Berlawanan dengan kepercayaan populer, tindakan pembilasan tidak sesederhana kelihatannya. Sementara tubuh fisik calon pengantin dibersihkan, sebenarnya batin mereka, jiwa mereka, yang mendambakan pemurnian dan pembaharuan sebelum memulai perjalanan mereka sebagai pasangan suami istri.

Siraman memiliki arti penting sebagai representasi simbolis doa dan harapan baik bagi individu yang memulai perjalanan pernikahan. Di kalangan masyarakat Jawa dan  Sunda yang sangat menghargai gerak tubuh dan sasmita, ungkapan harapan ini disampaikan melalui ritual seremonial yang meliputi permadani tradisi yang kaya, yang dengan setia dilestarikan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pada kali ini penulis ingin memberikan contoh upacara siraman yang dilaksanakan oleh keluarga  Bapak Maman Sutisna dan Ibu Sri Rejeki yang bernama Vicky Rizky Faddillah, S.Pd yang menikah dengan Ari Rafly Putra Dari Bapak Iyan Juhaer dan Ibu Yeyet Kusmiati. (red/dedi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun