Mohon tunggu...
Dedi Iswanto T
Dedi Iswanto T Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta seni

Kecintaannya kepada seni membawanya menjadi seorang desain grafis dan mencoba belajar untuk menjadi seorang penulis, baginya sebuah kebahagiaan tersendiri ketika seni yang dia buat dan tulisan yang dia tulis bisa bermanfaat mendapatkan apresiasi dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepahitan yang Tertinggal

2 November 2022   09:05 Diperbarui: 2 November 2022   09:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini aku sendiri merenung
Terkadang berpikir untuk pergi
Tinggalkan semua kepahitan ini
Tinggalkan kenangan yang mulai menghilang.

Lunglai terhempas kejamnya dunia
Ku Hela nafasku namun tertimbun kekecewaan
Meski aku enggan tuk merasakan
Namun aku sungguh tak berdaya.

Kau yang dulu aku puja
Kau yang dulu begitu aku sayang
Kau yang dulu tempat aku gantungkan kebahagiaan
Kini hanya asa tanpa harapan.

Membuat hatiku tercabik, terluka
Dengan sikapmu yang mulai berubah
Karena keadaan yang memaksa
Membuat semua seperti fatamorgana


Tak kulihat lagi senyum di bibirmu
Tak kulihat lagi rona bahagia di wajahmu
Hanya karena aku belum mampu bahagiakanmu
Aku terima karena  adalah suratan takdir.

Sumber: puisi kecilku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun