Teruntuk yang biasa berseragam
Ya ...Wakil wakil kami rakyat jelata
kumpulan orang orang pilihan
Bukan orang orang yang asal mangap.
Melalui hati dan lidahmu kami gantungkan harapan.
Agar suara kami kalian dengar
Melalui kalianlah kami titipkan
Masa depan kami,anak cucu kami dan kota ini.
Kalian  dipilih bukan lah hasil diundi.
Meski kami tak kenal kalian
Kami berharap jika kalian adalah wakil kami ,suarakan keluhan kami suarakan beban kami
untuk tuan tuan di balik singgasana
Jangan malah bersuara hanya memuaskan nafsu kalian belaka.
sedang kami hanya bisa terdiam..
terdiam menyaksikan berjalannya takdir
ketika hukum seakan terjual di meja kasir.
meraih untung dari yang celaka
Janganlah menambahkan beban kepada kami,yang memang sudah terbebani oleh aturan yang tak kami setujui.
Kini Hanya Gema janji masih terngiang ditelinga kami
Terngiang bising dari lidah tak bertulang
Memberi harapan palsu untuk kami sang jelata
Hingga kami harus merasakan Hati merintih perih, jiwa tercabik dusta para penguasa
Kadang Terbesit dihati kami untuk melaknat
Tapi kami bukanlah Tuhan.
Wahai kalian para penguasa..!!
Dengarlah suara hati kami yang
merintih perih
Dengarlah jeritan nurani kami yang merintih sedih.
Yang Melihat kalian berlomba demi ego pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H