Pedagang Pasar Perantau Minang (AP3MC) salah satu Asosiasi Pedagang Pasar yang hadir dalam pertemuan dengan presiden Jokowi pada Rabu, tanggal 15 September 2021 di Istana Negara menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Presiden Jokowi yang telah mengambil kebijakan penyaluran BLT kepada para pedagang pasar dan pelaku usaha UMKM dengan melibatkan asosiasi dan paguyuban pedagang. Pasalnya penyaluran BLT yang muncul ditahap awal sebelumnya masih banyak yang belum mendapatkan BLT karena keterbatasan anggaran dan pemerintah membutuhkan reaksi cepat untuk segera membantu pedagang pasar yang terdampak pandemi covid-19.Â
Dedi Hartono Chaniago ketua AsosiasiDalam kesempatan yang sama Dedi Chaniago menyampaikan perlunya kolaborasi pemerintah pusat dengan para pedagang dan pelaku usaha UMKM untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan disituasi pandemi saat ini. Salah satu peranan pemerintah selain dari bantuan permodalan adalah pemasaran dan policy kebijakan terhadap produk hasil karya anak negeri.
BLT mungkin menjadi salah satu instrumen bentuk bantuan subsidi untuk para pelaku usaha kecil dan pedagang pasar, namun yang tak kalah penting adalah pemerintah juga menjadi alat pemasaran produk dari hasil karya pelaku UMKM agar dapat bergerak dan diterima di masyarakat lokal dan nasional.
Saat ini perputaran dana yang masih cukup realistis  ada di lingkungan pemerintah ungkap Dedi Chaniago, jadi pemerintah bisa membantu menggerakkan produk-produk pedagang dan UMKM untuk dibeli dan didistribusikan dilingkungan pemerintahan atau antar daerah. Seperti contoh pedagang pasar oleh-oleh khas Minang saat ini masih cukup relevan dan digandrungi oleh semua orang baik oleh-oleh khas minang, maupun masakan Minang lainnya.
Produk-produk khas Minang bisa diambil langsung dari daerah Sumatera Barat ungkap Dedi Chaniago kemudian dijual ke daerah-daerah dan dibuatkan tempat khusus jajanan khas Minang. Saat ini hampir disemua daerah banyak perantau-perantau Minang yang tinggal dan merantau ke seluruh wilayah Indonesia, pastinya mereka membutuhkan makanan yang khas dari asli daerahnya untuk bisa dikonsumsi sambil mengingat kampung halamannya.
Potensi memasarkan produk-produk daerah yang kemudian dijual ke daerah-daerah lain untuk tujuan menjaga dan merawat tradisi makanan khas daerah saat ini justru sangat ditunggu-tunggu dan pemerintah bisa menjadi penggeraknya sehingga pemerintah pusat membantu pemerintah daerah dalam menggerakkan ekonomi masyarakatnya ungkap Dedi Chaniago.
Saat ini jumlah perantau Minang di Indonesia bisa mencapai lebih dari 10 juta jiwa dan bermukim disuatu daerah yang menetap dan mayoritas berprofesi sebagai pedagang, sehingga cukup banyak para perantau Minang yang turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi masyarakat dan negara saat ini. Oleh sebab itu AP3MC hadir untuk menjembatani para pedagang perantau Minang Chaniago dan juga para perantau Minang lainnya untuk mendorong menggerakkan ekonomi ditempat dimana mereka tinggal dan berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H