Mohon tunggu...
dedi efendi
dedi efendi Mohon Tunggu... Pengawas Madrasah

Pendidik, peneliti, dan motivator berdedikasi mencetak generasi unggul lewat inovasi pendidikan berbasis nilai. Sebagai Pengawas Madrasah, aktif dalam penelitian, pengembangan kurikulum, dan publikasi ilmiah. Berkomitmen mendorong transformasi pendidikan berbasis teknologi-kearifan lokal serta peningkatan profesionalisme guru untuk kemajuan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demam Bus di Sijunjung: Ketika Setiap Bus Jadi Bintang Konten di Pinggir Jalan

2 Februari 2025   17:04 Diperbarui: 2 Februari 2025   17:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perjalanan darat dari Sumatera menuju Pulau Jawa selalu menyajikan pemandangan menarik. Selain keindahan alam dan dinamika kehidupan di sepanjang jalur lintas Sumatera, ada satu fenomena yang mencuri perhatian saya saat melintasi Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Di sana, saya menyaksikan sekelompok orang---dari anak-anak hingga orang dewasa, laki-laki maupun perempuan---berdiri di pinggir jalan dengan gawai mereka, merekam setiap bus besar yang melintas.

Sejenak, saya bertanya-tanya: apakah mereka hanya sekadar mengabadikan momen, atau ada sesuatu yang lebih dari sekadar hobi? Saya pun mencoba mengamati lebih dalam dan menduga bahwa mereka adalah bagian dari komunitas penggemar bus atau yang kini lebih dikenal sebagai bus enthusiast.

Komunitas Bus Enthusiast yang Kian Berkembang

Fenomena ini bukanlah hal baru di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas penggemar bus mengalami perkembangan pesat. Mereka tidak sekadar menikmati perjalanan dengan bus, tetapi juga mendokumentasikan dan membagikan pengalaman mereka di berbagai platform media sosial seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan Facebook.

Dalam komunitas ini, ada beberapa istilah yang sudah akrab di kalangan mereka:

  • Bus Spotting: Kegiatan menunggu dan merekam bus yang lewat, baik di terminal, rest area, maupun di pinggir jalan utama.
  • Hunting Bus: Perjalanan khusus yang dilakukan untuk mencari dan merekam bus dengan desain atau tipe tertentu.
  • Naik Bus Bareng (NBB): Perjalanan bersama dengan sesama pecinta bus, biasanya dilakukan untuk merasakan pengalaman naik bus dengan armada yang sedang populer.

Di beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti di sekitar Terminal Pulo Gebang (Jakarta) atau Terminal Tirtonadi (Solo), fenomena ini sudah sangat umum. Namun, menemukan antusiasme serupa di Kabupaten Sijunjung tentu menjadi sesuatu yang menarik.

Mengapa Sijunjung?

Sijunjung mungkin bukan kota besar seperti Medan atau Padang, tetapi daerah ini memiliki jalur transportasi strategis yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau dan Jambi. Jalan lintas ini sering dilalui oleh berbagai armada bus antarprovinsi dari berbagai perusahaan otobus (PO) besar.

Beberapa faktor yang mungkin membuat Sijunjung menjadi titik menarik bagi para bus enthusiast adalah:

  1. Lalu lintas bus yang ramai: Banyaknya bus yang melintasi jalur ini, baik dari Sumatera menuju Jawa atau sebaliknya, menjadikannya tempat ideal untuk berburu video bus.
  2. Keunikan desain dan livery bus: Banyak PO yang mengoperasikan bus dengan desain unik dan warna mencolok. Ini menjadi daya tarik bagi para penggemar untuk merekam dan mengunggahnya ke media sosial.
  3. Adanya komunitas lokal: Bisa jadi, di Sijunjung sudah ada komunitas pecinta bus yang secara rutin melakukan bus spotting, sehingga jumlah orang yang merekam bus semakin banyak.

Dampak Media Sosial dan Konten Kreator Bus

Saat ini, banyak konten kreator yang mengangkat dunia transportasi darat sebagai niche utama mereka. Video tentang bus, mulai dari dokumentasi perjalanan, ulasan armada terbaru, hingga kompilasi suara klakson khas (telolet), sering kali mendapatkan jutaan penonton di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun