Mohon tunggu...
dedi efendi
dedi efendi Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Madrasah

Pak DE adalah guru yang mendedikasikan hidupnya untuk meraih keridhaan Allah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cemilan 6 Juta Rupiah: Ketika Makanan Ringan Berdampak Mahal Bagi Kesehatan

25 Desember 2024   11:51 Diperbarui: 25 Desember 2024   11:51 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Disclaimer: Tulisan ini tidak bertujuan untuk mematikan usaha kecil masyarakat, seperti penjual gorengan dan camilan tradisional. Sebaliknya, tulisan ini mendorong perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk mendukung usaha kecil agar dapat berkembang dengan menawarkan produk yang lebih sehat, sehingga mampu meningkatkan kesehatan konsumen sekaligus kesejahteraan para pelaku usaha. 

Dalam hiruk pikuk rutinitas kantor yang penuh dengan deadline, target menumpuk, dan meeting yang bertubi-tubi, banyak dari kita mencari pelarian sejenak untuk mengurangi stres. Salah satu pelarian itu adalah ngemil. Siapa yang tak suka pisang goreng hangat, tahu isi renyah, atau ote-ote gurih di tengah kepenatan? Sayangnya, camilan sederhana ini ternyata bisa membawa konsekuensi besar---dan mahal.

Seorang dokter berbagi cerita tentang salah satu pasiennya, seorang wanita karier yang sibuk. Untuk menghadapi tekanan kerja, ia rutin ngemil gorengan. Awalnya tampak tak berbahaya. Harga gorengan hanya seribu atau dua ribu rupiah, bukan? Namun, siapa sangka, kebiasaan ini menjadi salah satu faktor pemicu penyakit autoimun yang sulit dikendalikan. Akibatnya, pasien ini harus menerima suntikan senilai 6 juta rupiah, dua kali seminggu, di samping pengobatan lainnya. Biaya pengobatan mencapai puluhan juta per bulan, namun penyakit itu terus menimbulkan kerusakan dalam tubuhnya.

Harga yang Tak Terlihat dari Gorengan Murah

Mari kita berhenti sejenak dan berpikir. Apa sebenarnya yang kita bayar ketika mengonsumsi makanan tidak sehat? Bukan hanya uang yang keluar dari dompet, tetapi juga kesehatan kita. Gorengan, dengan kandungan minyak jenuh dan lemak transnya, dapat menjadi bom waktu bagi tubuh. Dalam jangka panjang, makanan seperti ini berkontribusi pada peradangan, meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan bahkan memicu gangguan autoimun.

Benar, gaji bisa membayar biaya pengobatan. Namun, bisakah uang membeli kesehatan? Apakah uang dapat menggantikan waktu yang hilang bersama keluarga? Momen kelulusan anak, pernikahan mereka, atau sekadar menikmati liburan bersama? Kesehatan adalah aset yang tak ternilai, dan ketika ia hilang, tidak ada jumlah uang yang cukup untuk mengembalikannya.

Satire di Balik Pilihan Hidup

Cerita ini mungkin terdengar akrab bagi banyak orang. Kita sering kali terlalu fokus mengejar uang, karier, atau target, tanpa sadar bahwa tubuh kita memikul beban yang besar. Ironisnya, kita rela menghabiskan puluhan juta untuk mengobati penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan mengubah kebiasaan sederhana.

Saat membeli gorengan seharga seribu rupiah, apakah kita sadar bahwa harga sebenarnya jauh lebih mahal? Sebuah gorengan mungkin hanya menghabiskan sekian detik untuk dikunyah, tetapi efeknya bisa bertahan seumur hidup. Ini adalah pengingat pahit bahwa kadang kala, kita lebih menghargai kelezatan sementara dibandingkan investasi jangka panjang untuk kesehatan kita sendiri.

Langkah Sederhana untuk Hidup Lebih Sehat

Hidup sehat tidak selalu berarti mengubah segalanya secara radikal. Kadang, perubahan kecil sudah cukup untuk membuat perbedaan besar. Berikut adalah beberapa langkah sederhana:

  1. Kurangi Gorengan: Ganti dengan camilan sehat seperti buah, kacang-kacangan, atau yogurt rendah gula.
  2. Hidrasi Tubuh: Minum air putih lebih banyak daripada minuman manis.
  3. Bergerak Lebih Banyak: Sisihkan waktu 15-30 menit sehari untuk berolahraga ringan.
  4. Istirahat yang Cukup: Tubuh membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari tekanan sehari-hari.
  5. Kelola Stres: Temukan cara lain untuk relaksasi, seperti meditasi, membaca, atau bercengkerama dengan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun