Mohon tunggu...
dedi efendi
dedi efendi Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Madrasah

Pak DE adalah guru yang mendedikasikan hidupnya untuk meraih keridhaan Allah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makan "Bajamba": Tradisi Sakral Masyarakat Minangkabau dalam Memperingati Hari-hari Besar Islam

20 Desember 2024   21:40 Diperbarui: 20 Desember 2024   21:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Persiapan Makanan
Hidangan disiapkan secara bergotong royong oleh ibu-ibu dan remaja perempuan di kampung. Semua bahan makanan dikumpulkan dari kontribusi masyarakat.

  • Pengaturan Jamba
    Setiap jamba diisi dengan nasi, lauk-pauk, dan sambal, kemudian dihias dengan daun pisang untuk menambah kesan tradisional.

  • Doa Pembuka
    Tradisi ini selalu diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang alim ulama atau tokoh agama. Doa ini menjadi simbol rasa syukur dan harapan akan keberkahan.

  • Makan Bersama
    Peserta duduk melingkar di sekitar jamba, menikmati makanan dengan penuh kekhusyukan. Ada aturan adat yang mengajarkan kesopanan, seperti tidak boleh meninggalkan makanan tersisa dan harus berbagi secara adil.

  • Penutupan dengan Tausiyah
    Acara biasanya diakhiri dengan tausiyah atau pesan moral yang relevan dengan makna hari besar Islam yang diperingati.

  • Relevansi Makan Bajamba dalam Kehidupan Modern

    Meski tradisi ini sarat dengan nilai adat, makan bajamba tetap relevan dalam kehidupan modern. Tradisi ini dapat menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebersamaan di tengah gaya hidup yang semakin individualistis.

    Pada peringatan hari besar Islam, makan bajamba juga menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan keagamaan secara sederhana namun mendalam. Selain itu, nilai-nilai seperti kesetaraan, solidaritas, dan kerja sama yang tercermin dalam tradisi ini dapat diadaptasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di tempat kerja atau lingkungan perkotaan.

    Kesimpulan

    Makan bajamba adalah tradisi yang sarat dengan nilai budaya dan agama. Dalam peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, dan menyambut Ramadan, tradisi ini menjadi momen penting untuk memperkuat kebersamaan, memperdalam makna spiritual, dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada semua generasi.

    Dengan menjaga dan melestarikan tradisi makan bajamba, masyarakat Minangkabau tidak hanya merawat warisan budaya, tetapi juga memperkuat fondasi spiritual dan sosial yang menjadi ciri khas kehidupan mereka. Tradisi ini layak menjadi inspirasi bagi masyarakat modern yang merindukan kebersamaan di tengah kehidupan yang semakin sibuk dan terfragmentasi.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun