Saya bersyukur sekali, dipertemukan oleh Allah dengan seorang doktor yang menurut pandangan saya luar biasa. Beliau merupakan salah seorang dosen di UIN yang cukup terkenal di Jember. Pertemuan tak sengaja di dalam sebuah acara yang diadakan oleh Kemenag RI di kawasan BSD Tangerang. Dalam sesi istirahat, ketika baru selesai makan di meja tengah restoran hotel tempat kegiatan, datang seorang berperawakan lebih kecil dari badan saya sambil membawa piring berisi makanan yang sudah diambilnya dari meja hidangan.Â
Kursi yang melingkari meja makan saya masih bersisa dua lagi. Meja makan itu dilingkari empat kursi. Satu kursi yang sedang saya duduki Satu kursi lagi diduduki oleh seorang nara sumber. Satu kursi lagi sudah dimuati tas saya. Ketika itu saya tengah berbincang selesai makan dengan nara sumber. Rupanya nara sumber ini berteman baik dengan Pak Doktor tersebut. Karena itu, Pak Doktor ini duduk di kursi yang tinggal satu lagi sedang kosong. Mereka terlibat perbincangan ringan karena sudah saling kenal.
Sekilas saya memandang ke Pak Doktor ini. Tiba-tiba melintas sekelebat bayangan dalam pikiran saya. Rasa-rasanya saya tahu siapa beliau ini. Langsung saya memulai percakapan dengan beliau. Saya menyapa beliau dengan nama panggilan beliau. "Pak Doktor Fauzi ya?" Saya lihat, beliau sedikit kaget. Lalu beliau tersenyum, "Ya. Kok tahu nama saya?" katanya. Saya jawab, "Ya Pak Doktor. Saya termasuk salah seorang subscriber channel YouTube Pak Doktor. Terima kasih sekali, saya banyak mendapatkan pengetahuan dari channel tersebut."
Akhirnya perbincangan kami berlangsung segitiga. Banyak hal yang saya tanyakan ke beliau ini terutama dalam ilmu penulisan karya ilmiah. Dari perbincangan tersebut, banyak pengetahuan praktis baru yang saya gali dari beliau. Ada satu hal yang membuat saya sangat kagum. Beliau adalah seorang dosen yang sangat produktif menulis, mengelola 17 jurnal ilmiah, yang menyebabkan beliau bisa naik pangkat dalam karir beliau langsung tiga tingkat. Dari dosen PNS golongan III/c ke golongan IV/b. Bagi saya itu suatu keajaiban. Biasanya kenaikan berjenjang satu tingkat, beliau ini langsung tiga tingkat melampaui III/d dan IV/a. Padahal usia beliau masih sangat muda, setidaknya jauh lebih muda dari beliau. Tapi beliau sangat produktif dalam berkarya di bidang kepenulisan dan konten video karya ilmiah
Dari perbincangan yang cukup lama, saya mendapatkan banyak pengalaman dan semangat untuk terus menulis. Menjadikan kepenulisan sebagai suatu ladang beramal saleh. Menjadi salah satu bentuk ibadah bahkan jihad dibidang ilmu. Juga menjadi penanda kehadiran diri di atas dunia ini. Saya teringat salah satu quote seseorang penulis terkenal (saya lupa namanya), mengatakan bahwa sehebat apa pun seseorang, kalau dia tidak menulis, maka dia dianggap tidak ada. Saya pikir betul itu. Banyak orang-orang hebat telah lahir, tapi tidak mewariskan ide-idenya dalam bentuk tulisan, maka setelah mereka berlalu, orang pun melupakan. Tapi banyak tokoh-tokoh yang selalu dikenang sepanjang sejarah, karena ada legacy yang mereka tinggalkan berupa tulisan.
Saya bersyukur sekali bertemu Pak Doktor luar biasa itu. Penuh inspirasi, semangat dan tetap rendah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H