Mohon tunggu...
dedi doler
dedi doler Mohon Tunggu... -

Dedidoler Lulusan smk n magelang kagak ada kerjaan selain melamun,. mondar-mandir kemudian sejenak berhenti , merenung dan berpikir.,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mbah Maridjan

28 Oktober 2010   03:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mbah maridjan
Begitu kami semua mengenalmu
Bukan karena minuman itu
Tapi karena pengabdianmu
Tanggung jawab yang kau emban
Yang sungguh patut kami tiru
Bukan juga kenekatanmu
Urip pati wis pinesti maring gusti
Itulah beda biasa dan waskita
Yang selalu berandai dan berjika
Mbah maridjan
Begitu kami mengenalmu
Sosok sepuh, santun, dan sederhana
Dengan komit yang tiada kami ragukan
Atas sabda pandita ratu
Yang memberi tugas sebagai juru kunci merapi
Mbah maridjan
Begitu kami mengenangmu
ketika sujudmu
Dalam sapuan hangat wedhus gembel
Dan tumpukan debu vulkanik itu
Engkau persembahkan jiwa ragamu
Selamat jalan mbah
Dalam sujud
Menatap pertemuan pengantinmu.
Jelas,
Kami dapat menangkap pesan terakhirmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun