Sudah dua tahun aku meninggalkannya. Hanya bertegur ucap lewat surat. Itu pun hanya kadang-kadang saja. Maklum alat komunikasi belum secanggih seperti sekarang. Ditambah lagi aku lebih berfokus pada penyelesaian masa perkuliahanku.
Sudah tiga bulan semenjak surat terakhir tiba, semuanya menjadi lenyap. Aku berusaha menghubunginya lewat surat, tapi selalu tak ada jawaban. Sampai akhirnya aku teringat punya kawan yang dekat tempat tinggalnya dan berhasil kuhubungi, itu pun setelah satu tahun berselang.
Dari kawanku itu aku dapat tahu bahwa dia sudah nikah dengan pria pilihan orang tuanya. Itu dilakukannya karena setelah dia berusaha mencariku di Bandung, dia mendapat cerita dari teman wanita yang bareng magang bersamaku. dan kebetulan seiman dengannya. Diam-diam temanku itu tidak mengehendaki teman seimannya bisa menjadi pasanganku..Lalu memberinya cerita bohong bahwa aku itu sudah punya istri dan anak. Kandaslah sudah cintaku. Selamat tinggal amoy imutku.
Pekanbaru 2010
Dalam perjalanan dari Rengat Selatan menuju pulang ke Jakarta, aku bersama rombongan transit di Pekanbaru. Saat menunggu teman-teman belanja, aku hanya diam menunggu di dalam mobil tepat di depan etalase sebuah toko kelontong.
Selagi melihat lalu lalang orang lewat, dari dalam toko keluar seorang gadis belia. Ketika kutatap .. ya Allah gadis itu persis sekali dengan amoyku dulu. Seperti mimpi, kuperhatikan gadis belia yang kembali menggugah kenangan indah yang hampir terkubur. Sebentar dia bolak balik keluar masuk toko, sambil berulang-ulang memainkan handphonenya. Seperti ada yang sedang ditunggunya.
Setelah berkali-kali bolak balik, terakhir kali gadis itu tidak tampak keluar lagi. Iseng-iseng aku keluar dari mobil lalu berjalan masuk ke toko itu. Seolah-olah sedang melihat-lihat barang, aku celingak celinguk mencari keberadaan gadis itu. Tiba-tiba sebuah suara mengejutkanku.
"Ada yang bisa saya bantu Pak?"
Aku berbalik ke arah suara itu. Disana berdiri sesosok sepuh khas nyonya-nyonya oriental. Wajahnya sendu, rambut ikal seleher, berlesung pipit, setitik tahi lalat di dagu kiri, mirip gadis belia yang kulihat tadi. Ya Allah .. mungkinkah dia ini amoy imutku dulu?
Sejenak aku terpana. Sekilas juga ia seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
"Ooh tidak. Ooh saya cuma lihat-lihat saja .. bo .. boleh kah?" kataku sedikit agak gagap.