Mohon tunggu...
Dedi  Djanuryadi
Dedi Djanuryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Born is free but everywhere in chains

Penggiat jurnalistik, public relations, fotografi, modelling, serta event organizer.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengamankan Uang di Masa Pandemi : e-Money Vs Celengan

22 Agustus 2020   08:05 Diperbarui: 22 Agustus 2020   08:04 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

e-Money adalah alat pembayaran yang memiliki nilai uang yang tersimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip. Produk ini dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran,  seperti membayar tiket transportasi umum, tarif jalan tol dan berbelanja di toko yang bekerja sama dengan penerbit e-Money. Nilai uang dalam e-Money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya.

Saat ini ada  26 perusahaan Operator e-Money yang terdaftar di Bank Indonesia. Jenis produknya berupa  e-Money Bank Mandiri, Tap Cash BNI, Brizzi BRI, serta  Flazz BCA. Kartu e-Money ini bisa berbentuk  Indomaret Card  (untuk berbelanja dan juga mendapatkan potongan harga khusus pada gerai-gerai Indomaret), Gaz Card (untuk mengisi Bahan Bakar Minyak/BBM di Pom Bensin/SPBU milik Pertamina), e-Toll (untuk membayar akses jalan tol), Kartu Elektronik untuk berbelanja di food and beverage, minimarket, supermarket, hipermarket, parkir, toko buku, tempat rekreasi, transportasi umum (Transjakarta, Commuter Line Jabodetabek dan Trans Jogja), serta banyak lagi jenis merchant lainnya di lebih dari 57 ribu merchant outlet.

Suatu produk keuangan yang kelihatan begitu classy, sistematis, sekaligus tanpa kompromi. Produk keuangan  ini menawarkan kemudahan dalam melakukan  transaksi keuangannya. Salah satunya, mirip dengan  kartu Kartu Kredit atau ATM. Namun dananya tidak bisa ditarik dalam  bentuk uang kontan.  

Tanpa ribet harus membawa sejumlah uang, tinggal menggesek, semua urusan  transaksi keuangan bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Volume transaksinya tergantung jumlah kuota dana yang tersimpan didalamnya. Kalau dana habis, bisa diisi  ulang. 

Dalam perjalanannya,  Kartu e-Money ini ternyata hanya baru menyentuh kalangan masyarakat atas  saja.   Kalangan menengah ke bawah masih gagap menerimanya,. Kalau toh harus memakainya,  itu hanya karena sistem pembayaran mengharuskannya. Contohnya e-Toll.  Ditambah lagi beberapa kendala yang mereka temui saat menggunakannya. Seperti berikut ini.

- Pengisian ulang saldo e-Money hanya dapat dilakukan pada mesin ATM tertentu

- Isi ulang saldo e-Money belum praktis

- Jika kartu e-Money hilang, maka uangnya juga ikut hangus

- Karena berbasis internet,  saat  melakukan transaksi, kondisi sinyal ponsel harus stabil. Sinyal ponsel yang kurang bagus dapat membikin persoalan     baru yang merepotkan

- Belanja mengunakan e-Money lebih boros. Tanpa harus lewat ATM, hanya menggunakan ponsel, para pemegang kartu dimanjakan untuk selalu               bertransaksi di mana saja dan kapan saja

- e-Money tidak dilengkapi fitur keamanan.  Jadi apabila ponsel hilang, saldonya tidak bisa diblokir, sehingga dikhawatirkan  bisa mudah digunakan         pihak lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun