Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Naik-Naik ke Puncak Gunung, Tinggi Tinggi Sekali

25 April 2022   06:55 Diperbarui: 25 April 2022   07:03 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hey rakyat semua siap siaplah kalian. Sebabnya harga BBM akan kami naikan.  Tidak bisa tidak.  Harus !  Demikian kira kira bewara yang disampaikan setidaknya oleh 3 ponggawa negeri tentang rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak terutama jenis pertalite (Ron 90). Mereka adalah "menteri segala urusan" Luhut Binsar Panjaitan, Menko Perekonomian Erlangga Hartarto dan menteri ESDM Arifin Tasrif. Lalu menyusul Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.  Bahkan menlu menambahkan juga gas elpiji 3 kg yang juga bakal naik.

Kenapa demikian? Karena harga minyak dunia sudah terbang ke angkasa. Ke langit biru. Harga minyak dunia tahun 2021, sudah berada diangka $124 perbarel. Naik sekitar 30,5 dari $108,8 di tahun 2020. Padahal APBN kita 2022 hanya memasang asumsi $63. Itupun naik dari $60 di APBN 2021.

Kenaikan terutama jenis pretalite (Ron90) tidak bisa dihindari agar subsidi APBN tidak membengkak. Subsidi APBN untuk BBM tahun lalu, kata Sri Mulyani, mencapai Rp.142 trilyun. Peretalite itu subsidinya mencapai Rp.4.500.- per liter.

Tidak ada jalan lain, kata para menteri, kecuali menaikan harga BBM. Apapun resikonya.

Peduli amat, mau protes silahkan, mau demo silahkan. Berteriak teriak  di panas terik sampai urat leher putuspun sok bae lah. Emang gua pikirin ?

Nah kalau sudah begini biasanya rakyatlah yang menyerah. Menyerah atau mengalah sama sama saja sami mawon just the same. "Kumaha ni dibendo". "Apaboleh buntet".

Maka agar tetap semangat, agar tidak frustasi marilah kita bersama sama menyanyikan lagu Naik ke puncak gunung. Plesetkan sedikit biar asik.

"Naik naik ke puncak gunung tinggi tinggi sekali. Kalau tidak, nanti pak Binsar gusaaarrr, gusarrr.

Hehehe.- ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun