Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wartawan Hebat: Bung Tomo, Merdeka atau Mati

15 Oktober 2020   23:04 Diperbarui: 15 Oktober 2020   23:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wartawan Hebat :

BUNG TOMO , MERDEKA ATAU MATI

ALLAHU AKBAR !!!

Kebanyakan orang mengenal sosok yang satu ini sebagai seorang pahlawan. Seorang yang mampu menggelorakan semangat kebangsaan. Mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru dikumandangkan 3 bulan sebelumnya. Berperang melawan tentara sekutu yang datang  mengawal kembalinya pemerintahan kolonial Belanda, adalah pilihan hidup dan mati.

Karena itu Bung Tomo tandang sebagai komandan perang dengan teriakan heroik "MERDEKA atau MATI

disertai pekik ALLAHU AKBAR benar2 berhasil membakar semangat tempur arek arek Suroboyo . Kenapa ada pekik ALLAHU AKBAR ?

Bung Tomo tahu diantara ribuan pemuda yang siap tempur hanya dengan bambu runcing adalah santri-santri yang datang dari berbagai pondok pesantren. Mereka itu baru saja dibekali semangat jihad yang dedikritkan tanggal 22 Oktober 1945 di pondok pesantren Tebuireng Jombang dibawah pimpinan KH Askyari. Berperang melawan penjajahan itu wajib hukumnya.

Religiusme yang dipadu dengan semangat nasionalisme merupakan kekuatan tiada tara. Hasilnya, tentara sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jendral Malaby, kocar kacir. Bahkan sang jendral sendiri mati di medan perang.

Mungkin tidak banyak orang tahu bahwa sebelumnya dia adalah seorang wartawan.

Pekerjaan ini digelutinya setelah ia menyelesaikan pendidikan MULO, (SMP dijaman kolonial Belanda)

Ia tidak lantas meneruskan ke tingkat SLA atau HBS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun