Mohon tunggu...
Dedi  Aman Syarfa Naba
Dedi Aman Syarfa Naba Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Santun Dan Berbudaya

Kabarakatino Witeno Wuna, Witeno Wuna Kalembohano Reaku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teleologi Persepsi

30 Mei 2020   08:46 Diperbarui: 30 Mei 2020   15:05 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satria Lukman (Fitrah-emon)


Oleh : Satria Lukman-Teleologi berasal dari bahasa yunani: Telos dan logis. telos yang berarti tujuan atau akhir, dan logos yang berarti doktrin atau wacana. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan bahwa segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu.

TUJUAN TELEOS
Untuk sampai pada tujuannya teleos membuka ruang ide agar sampai pada tujuannya. Teleos sangat berabeda dengan epistemologi. Kalau epistemologi objek yang berkonstruksi sehingga menghasilkan ide. Lain halnya dengan teleos, dalam teleos ide yang berkonstruksi Untuk sampai Pas tujuan. Akan tetapi untuk sampai pada tujuan itu, harus melepaskan persepsi ( tajrid ). Cara untuk melepaskannya harus menyempurnakan dulu persepsi. Jadi tujuan dari teleos ini yaitu melepaskan persepsi atau ide kita, sehingga mencapai kesempurnaan jiwa atau bisa juga kita katakan sebab final. Kesempurnaan jiwa inilah merupakan relaitas pelepasan tertinggi. Yang pada intinya tujuan teologi persepsi adalah melepaskan persepsi, ide di realitas. lalu bagaimana cara melepaskan persepsi itu..? Apabila suda terlepas apakah tidak menyalahi kodrat manusia..?

IDRAK / PERJUMPAAN
Dalam epistemologi persepsi itu merupakan konstruksi objek terhadap alam. Tetapi dalam teleologi persepsi, persepsi itu muncul dari akal lahir secara hudhuri, ber korlporeal kerealitas. Untuk sampai pada realitas harus membutuhkan tindakan karena tujuan persepsi itu adalah realitas.

Dalam persepsi idrak di sebut perjumpaan, perjumpaan seperti apakah itu..?  Yaitu perjumpaan persepsi atau saling memahami. Jadi yang di maksud perjumpaan disini adalah pahaman dan realitas. Inilah yang di sebut perjumpaan dalam makna persepsi. Karena persepsi adalah pahaman akal.
Persepsi adalah potensi akal sampai pada kuiditas. Atau sesuatu yang dipahami menjadi suatu pahaman akal.

Kalau dalam tataran epistemologi indra menangkap sehingga menimbulkan ide, ide ini manimbukan konsep. Ini disebut tindakan prakonsep. Akan tetapi dalam teleologi persepsi tangkapan ini sebenarnya untuk apa dan mau kemanakah..? Yang dimaksud dengan mula sadra persepsi itu merupakan perjumpaan (liqa), yaitu saling memahami. Pahaman seperti apakah yang dimaksud..? Yaitu pahaman akal. Contoh apabila saya mehami buku yang saya baca berarti saya telah mimiliki perjumpaan persepsi.

Dalam persepsi ada yang di sebut persepsi indra, persepsi imajinasi dan persepsi akal. Persepsi indra masih berhubungan dengan realitas. Akan tetapi dari persepsi indra ini memberikan informasi pada ide sehingga muncul konsep ide atau imajinasi. Imajinasi ini ada dalam jiwa manusia. Potensial itu lahir dari jiwa yang merupakan fitrah manusia. Imajinasi ini merupakan potensial akal. Dari persepsi imajinasi ini Merupakan jalan untuk menjadi aktualitas akal. Aktualisasi akal inilah merupakan objek pahaman akal. Disinilah kita sebut perjumpaan. Perjumpaan ini ada pada jiwa manusia yang mengaktualkan potensi akal atau pahaman akal.

Indra memasuki imajinasi karena kesadaran awal atau instingtif. Kesadaran disini adalah kesadaran akan potensial akal. Oleh karena itu kesadaran akan potensial akal. Menjadi objek pahaman akal. Sesuatu yang dipahami inilah merupakan potensial yang teraktual. Jadi perjumpaan Yang hakiki itu adalah perjumpaan pahaman atau perjumpaan akal.
Tajrid itu kan pelepasan sedangkan idrak adalah perjumpaan pahaman akal. Jadi Apa sebenarnya relasi tajrid dan idrak....? Apabila persepsi ini telah di lepas otomatis tidak akan memiliki perjumpaan...?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun