Mohon tunggu...
Dedi Ibot
Dedi Ibot Mohon Tunggu... -

coffeeaddict and father

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Lupa) Pesta

24 Juni 2014   20:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:16 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia saat ini sedang berpesta, tidak peduli apa pekerjaanya, semuanya sedang berpesta sampai-sampai Pesta Piala Dunia di Brazil pun kalah gaungnya dengan pesta yang sedang berlangsung di Indonesia.

Di sosial media, semua orang berpesta saling mencaci, bahkan pertemanan bisa terputus karena perbedaan pilihan. Bisa dibayangkan ketika orang yang tidak mengetahui apa-apa, meng-upload berita atau gambar yang belum diverifikasi kebenarannya mengenai kejelekan capres yang tidak didukungnya, dan dengan semangat sekali mempertahankan argumen walaupun jadi terlihat ngawur ketika temannya di sosial media meng-counter berita atau gambar tersebut (juga dengan data yang ngawur), padahal apakah kita sadar bahwa para elite politik itu hanya bersandiwara dan mereka akan kembali berkawan ketika terdapat kepentingan yang sama (minimal sama-sama menguntungkan) dilain hari ? sementara hati kita sudah terasuki rasa benci karena teman kita berbeda pendapat ?

Medias mainstream sekarang berkutub, sangat jelas sekali karena hanya ada dua capres, dengan alasan kebebasan jurnalistik mereka menggadaikan integritas dan independensi jurnalistik dengan memakai frekuensi publik menyiarkan kebaikan (selalu) capres yang didukung sang pemilik dan menyiarakan keburukan (berkali-kali)  capres yang tidak didukung sang pemilik, sehingga tidak ada keseimbangan berita dan semakin memperuncing permasalahan diakar rumput yang sebagian besar masih menerima bulat-bulat informasi yang didapat. Padahal saya yakin, para jurnalis itu berpendidikan tinggi  dan memiliki integritas pribadi yang tidak saya "ragukan".

Sadarkah kita bahwa mungkin pasangan calon yang kita caci maki sekarang itu akan menjadi pemimpin kita nanti ? yang akan mengemudikan Perahu Indonesia 5 tahun kedepan ? yang akan dipasang foto-fotonya di ruang-ruang kelas tempat anak kita menimba ilmu ?

Siapapun yang anda pilih, itu adalah hak anda sebagai warga negara tapi tolong jangan anda menyalahkan pilihan warga negara lain yang berbeda dengan anda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun