Kalimat tersebut kalau dipahami secara katanya sangatlah sulit karena itu terjemahannya langsung. Maknanya jangan sampai dalam amaliah kita sehari-hari memfokuskan hal yang sunnah dan mengabaikan hal yang wajib. Bersemangat mengerjakan hal yang furu'iyah namun mengorbankan semangat ukhuwah Islamiyah yang sejatinya adalah sebuah kewajiban.
2. Jangan menyakiti (Dzolim) makhluk Allah dari usahanya.
Maksud kalimat ini adalah bagaimana dalam pekerjaan kita itu tidak boleh mempersulit atau mendzolimi orang lain. Akan tetapi seringkali kita malah yang gampang merasa terdzolimi karena sebetulnya mindset kita yang salah.
3. Jangan berlebihan dalam berusaha (diforsir semua waktu untuk bekerja).
Rasanya kita sudah sangat memahami hal ini. Sesuatu yang berlebihan jatuhnya pasti tidak baik. Sebagai seorang muslim orientasi kita jelas adalah mengharap keridhoan Allah SWT. Namun kita juga tidak boleh menafikan kehidupan dunia. Jadi dalam pekerjaan yang sifatnya duniawi, cukupkan ikhtiarmu dengan doa dan tawakkal kepada Allah SWT.
4. Hendaknya dia memaksudkan dalam bekerja untuk menjaga kehormatan dia dengan keluarganya, dan bukan untuk menumpuk-numpuk harta (jangan menganggap apa yang kita tabung adalah untuk masa depan).
Dalam pekerjaan kita harus sadar betul, bahwa ini bentuk ikhtiar kita agar dapat beribadah kepada Allah bukan untuk menumpuk-numpuk harta. Termasuk menyandarkan masa depan pada banyaknya harta yang diperoleh, hingga melupakan Allah SWT sebagai penjamin rizqi. Bukan berarti bermalas-malasan tanpa ikhtiar seperti mengemis atau meminta-minta, kita diperintahkan untuk menjaga kehormatan diri dan keluarga kita dalam bekerja,
5. Janganlah dia melihat rezeki itu dari usaha, karena rezeki itu dari Allah Swt, usaha hanyalah ikhtiar kita.
Hendaknya setiap dari kita senantiasa bekerja semata-mata sebagai bentuk ikhtiar atas rezeki yang akan dikaruniakan Allah SWT. Besar kecilnya rezeki tidak bisa diukur dari besar kecilnya gaji. Semua ada ukurannya dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki. Bekerja hanya asbab, dan rezeki yang kita dapat semata-mata adalah karunia-Nya.
Demikianlah 5 nasehat Abu Laits as-Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi Ahaditsi Sayyidil Anbiya' wal Mursalin. Nampaknya apa yang beliau nasehatkan banyak yang terjadi pada kita manusia modern zaman ini. maka sudah sewajibnya kita semakin introspeksi berbenah diri.
Semoga  bermanfaat.