Mohon tunggu...
Dedhye Supriadin
Dedhye Supriadin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar di SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

30 Juli 2021   13:56 Diperbarui: 30 Juli 2021   15:27 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

A. LATAR BELAKANG

Perubahan zaman serta kemajuan teknologi yang sangat cepat menyebabkan perubahan yang besar pada tatanan kehidupan masyarakat. Kita memang sangat diuntungkan dengan adanya media yang bisa menyajikan dan memberikan banyak informasi yang dibutuhkan saat ini. Berbagai hal dapat diakses dengan sangat cepat dan instan. Dengan adanya hal tersebut, media telah menyumbang peran besar dalam pembentukan budaya dan gaya hidup yang akan mempengaruhi karakter bangsa kita.

Namun, kemajuan teknologi tidak selamanya membawa dampak positif. Krisis karakter yang menjadi keresahan bersama kita saat ini pun, tidak lepas dari peran besar kemajuan teknologi dan harus segera diselesaikan karena akan mengancam masa depan anak-anak kita serta masa depan bangsa ini. Nilai-nilai budaya ketimuran yang sudah tertanam dalam kehidupan masyarakat kita, sedikit banyak mulai memudar. Hal ini sangat nyata jika kita perhatikan dalam kehidupan sehari – hari begitu banyak perilaku yang telah menyimpang, misalnya perilaku tidak sopan dan tidak memiliki rasa hormat kepada orang yang lebih tua, tidak menaati tata tertib di sekolah, berkata kasar, merasa bangga dan tidak merasa bersalah ketika melakukan hal-hal tercela.

Kita tidak bisa menyalahkan kemajuan teknologi, karena kemajuan teknologi pada dasarnya akan mempermudah pekerjaan kita jika kita menggunakan secara bijaksana serta untuk mendapatkan informasi yang positif. Tetapi yang menjadi masalah adalah justru kemajuan teknologi disalahgunakan, seperti mengkases konten – konten asusila serta hal-hal negatif lainnya. Kita tidak usah berdebat tentang salah siapa dan tanggung jawab siapa, tetapi pada saat ini butuh langkah konkret dari kita dalam membantu menyelesaikan masalah ini sesuai dengan kemampuan yang kita miliki

Sekolah merupakan salah satu institusi yang memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan karakter yang positif pada anak. Tugas sekolah tidak hanya mencetak generasi – generasi yang pintar secara akademik, yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi lebih dari itu sekolah harus mampu mencetak generasi yang berakhlak dan beriman kepada Allah SWT.

Mencetak generasi – generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, generasi – generasi yang memiliki karakter/moral tidak cukup melalui pembelajaran – pembelajaran pengetahuan, tetapi yang lebih utama adalah penanaman – penanaman nilai serta teladan yang baik dari  kita sebagai pendidik.

Menumbuhkan budaya positif di sekolah merupakan suatu hal yang mutlak dan urgen dilakukan sekarang dengan harapan karakter – karekter positif ini akan tumbuh dalam diri anak.  Dengan karakter – karakter yang positif itu, anak – anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik sesuai dengan apa yang menjadi harapan kita bersama.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh sekolah dalam menumbuhkan budaya positif pada anak seperti: memulai kegiatan pelajaran dengan bersama – sama membaca buku (program literasi), mengadakan kegiatan – kegiatan ekstrakurikuler untuk menunjang penyaluran minat dan bakat anak, membiasakan anak untuk berkata dan bertingkah laku yang sesuai dengan etika atau norma yang berlaku serta membiasakan anak untuk menaati segala tata tertib yang berlaku di sekolah.

Pembiasaan pada anak untuk melakukan hal-hal yang positif bisa dimulai dari hal-hal kecil, mulai dari pembiasaan yang dilakukan oleh guru kemudian menular ke guru dan peserta didik yang lain sehingga menjadi kebiasaan dalam suatu sekolah dan semoga menjadi budaya positif yang dilakukan secara bersama – sama.

Seorang guru dituntut untuk mampu menjadi agen yang bisa menggerakkan peserta didik untuk menumbuhkan budaya positif pada peserta didik. Membangun budaya positif oleh seorang guru dapat dimulai dengan membuat kesepakatan – kesepakatan dengan peserta didik untuk dijalankan bersama.

Kesepakatan – kesepakatan kelas yang dimaksud adalah berupa harapan – harapan dari guru, harapan – harapan dari peserta didik yang dirancang oleh guru dan peserta didik secara bersama - sama yang berisi aturan – aturan yang membantu guru dan peserta didik bekerja sama dalam proses pembelajaran, dengan harapan semuanya bisa menaati dan konsisten dilaksanakan.

B. TUJUAN AKSI NYATA

Kesepakatan kelas dibuat dengan tujuan sebagai berikut.

  • Peserta didik memperoleh suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
  • Guru dan peserta didik terlibat bersama – sama  dalam pembuatan kesepakatan kelas sehingga muncul komitmen bersama untuk menaatinya.
  • Berawal dari satu kelas semoga menjadi budaya positif di satu sekolah.

C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, SMAN 2 Madapangga melaksanakan KBM secara tatap muka terbatas, oleh karena itu pembuatan kesepakatan kelas dilaksanakan secara tatap muka. Adapun runutan aksi nyata yang dilakukan antara lain:

1. Guru mengajak peserta didik berdiskusi tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan mendiskusikan kesepakatan kelas yang ingin diusulkan.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

3. Secara bergantian peserta didik menempelkanya di depan kelas

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

4. Guru mempertegas kesepakatan kelas yang telah dibuat agar ditaati bersama.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi


D. HASIL AKSI NYATA

Hal utama yang dilakukan setelah membuat komitmen bersama berupa kesepakatan kelas adalah komitmen bersama untuk melaksanakan dan mewujudkannya. Ketika kita menanyakan kepada peserta didik apakah kita mampu melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan bersama maka semua peserta didik dengan semangat menjawab “Iya mampu.” Dengan semangat peserta didik – peserta didik kita menjawab saja menjadi hal yang membahagiakan kita. Apalagi jika semua kesepakatan itu mampu kita realisasikan.

Pada saat pelaksanaan KBM, sebagian besar peserta didik sudah cukup mampu menunjukan komitmen dalam menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Namun, beberapa peserta didik terlihat masih melanggar komitmen bersama seperti; meninggalkan sekolah, suka memotong pembicaraan teman, serta datang sekolah terlambat.

Satu hal yang perlu kita ingat, tidak selamanya hal yang kita rencanakan berjalan mulus, pasti ada hambatan, tetapi kita mesti ingat, tugas kita sebagai seorang guru adalah mendidik. Ketika mereka melanggar kesepakatan, yakinkan bahwa kita tidak akan memberikan sanksi fisik karena itu akan merusak mental mereka. Ataupun memberikan hadiah yang berlebihan bagi yang melaksanakan karena itu akan membuat mereka terbuai dan terbiasa dengan hal itu. Berikan apresiasi dan sanksi yang sepantasnya yang mampu memotivasi mereka serta membuat mereka secara ikhlas untuk semangat belajar.

E. REFLEKSI AKSI NYATA

Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan, pelaksanaan kesepakatan kelas sudah cukup mampu memberikan hal-hal positif pada anak, Ketika di kelas mereka sudah cukup mampu menunjukan sikap hormat pada guru, semangat dan ceria saat proses pembelajaran,  serta menghargai teman. Sedangkan kelemahannya, kesepakatan kelas belum bisa terlaksana secara maksimal seperti hadir di sekolah tepat waktu.

F. RENCANA PERBAIKAN DI MASA YANG AKAN DATANG

Sebagai bentuk terhadap refleksi yang telah dilakukan, peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran serta sering datang terlambat akan dilakukan kunjungan rumah untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

Membuat kesepakatan kelas dalam bentuk poster atau lainnya yang ditempel di dinding kelas sehingga bisa dibaca oleh peserta didik setiap saat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun