Pada tahun 2018 Dunia sempat dihebohkan dengan keputusan sprinter terbaik dunia, usain bolt yang mencoba peruntungannya di dunia sepak bola. Pelari yang pernah memenangkan Sembilan medali emas olimpiade tersebut pernah trial di salah satu klub jerman yaitu borrusia Dortmund serta sempat mengikuti ujicoba dan mencetak dua gol bagi Central Coast Mariners. Bahkan ia mendapat tawaran kontrak dari klub A -- League tersebut, namun tidak sepakat soal kontrak.
Namun jauh sebelum keputusan Usain Bolt tersebut, ada seorang pelari asal indonesia yang mempunyai cerita serupa bahkan ia berhasil menjadi pemain professional, ia adalah Suryo Agung Wibowo. Salah satu sprinter legendaris indonesia tersebut ternyata pernah berkarir dalam dunia sepakbola indonesia.
Pelari yang pernah membuat rekor pada nomor 100 meter putra di ajang asian games 2009 laos dengan catatan waktu 10,17 detik serta pemilik gelar manusia tercepat se asia tenggara tersebut, selain memiliki skil mumpuni lari jarak pendek dan menengah juga mempunyai passion yang tinggi di dunia sepakbola, bahkan saat kecil cita -- citanya adalah menjadi pemain sepakbola.
Untuk menggapai cita - cita yang sempat tertunda tersebut, pada tahun 2011 suryo yang kala itu masih menjadi anggota timnas lari indonesia penah mengadu nasib di PSIS Semarang namun akhirnya tertolak.
Tak patah semangat, pada tahun yang sama suryo mencoba peruntungan kembali di klub asal sumatra yaitu Sriwijaya FC. Dibantu temannya yang juga salah seorang atlet sepakbola nasional yaitu budi sudarsono, menyampaikan keinginan suryo untuk bisa bergabung dan menunjukan kemampuan sepakbolanya kepada manajemen dan pelatih Sriwijaya.Hingga akhirnya suryo diberi kesempatan  mengikuti seleksi selama beberapa hari di tim, namun suryo gagal memikat jajaran pelatih sriwijaya kala itu dan kembali dipulangkan.
Tiga tahun berselang, tepatnya tahun 2014 mimpi suryo agung menjadi pemain sepakbola professional akhirnya terwujud. Saat suryo agung menerima pinangan dari tim Persikab Kabupaten Bandung yang berlaga di divisi utama kala itu.
Awalnya suryo bergabung untuk menjadi pelatih fisik tim, namun dalam suatu ujicoba suryo ditawari bermain selama satu babak dan setelah selesai pertandingan suryo ditawari untuk menjadi pemain oleh pelatih.
Sayangnya karir suryo dilapangan hijau tak berlangsung lama, selama 6 bulan menjadi pemain ia hanya tampil dalam 5 pertandingan saja dan memutuskan untuk kembali menjadi pelatih fisik  di timnas balap sepeda indonesia. (dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H