PEJABAT TIDAK KORUPSI
Hari ini kita melihat di berbagai Negara bahwa pemerintah-pemerintah di hampir semua Negara yang dikategorikan dalam 20 besar Negara Terkorup di dunia sedang giat-giatnya untuk memberantas korupsi khususnya dalam bidang pemerintahan. Khusus di Indonesia, kita melihat baik warga masyarakat maupun para mahasiswa begitu sering mengadakan demonstrasi dan unjuk rasa damai menentang aksi korupsi dan menuntut pemerintah untuk serius menangani kasus-kasus korupsi yang dilakukan para pejabat pemerintah di berbagai instansi dan departemen. Kita ketahui juga bahwa dalam kampanye SBY-JK pada PEMILU 2004, mereka menyatakan bahwa salah satu programnya yaitu janji untuk serius memberantas korupsi di muka bumi pertiwi Indonesia.
Kini, telah 3 tahun berlalu, namun masyarakat masih menilai belum tampak hasil-hasil nyata dari janji SBY-JK pada PEMILU 2004, meskipun harus diakui sudah ada beberapa pejabat yang diadili dalam kasus korupsi. Pada zaman dahulu tahun 605 SM, hiduplah seorang bernama Daniel yang menjadi pejabat pemerintah dalam 4 pemerintahan para raja (Nebukadnezar, Belsyazar, Darius dan Koresh), dan dalam masa pemerintahan keempat raja tersebut, dia menjadi orang penting dan dipercaya raja menjadi pejabat tinggi Negara. Karier politiknya sangat panjang, kira-kira 60 tahun lamanya. Siapakah Daniel?Perlu kita ketahui bahwa Daniel adalah orang buangan dari Yehuda yang menjadi budak raja Babel yang berhasil mengalahkan kerajaan Yehuda. Raja Babel waktu itu, Nebukadnezar memerintahkan untuk membawa ke Babel dari orang-orang buangan (yang kalah perang) yang harus berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni mereka harus pemuda-pemuda yang tak bercacat (sehat fisik dan berkarakter baik). Mereka harus tampan, berperawakan baik, berpendidikan tinggi, cerdas dan berpengetahuan luas serta patut untuk bertugas di dalam istana. Aspenas, kepala istana raja Nebukadnezar, harus mengajar mereka membaca dan menulis bahasa Babel. Akhirnya mereka dididik selama 3 tahun dalam IPDN di Negara Babel dan sesudah itu mereka harus bekerja pada pemerintahan raja Babel.
Jadi kita ketahui bahwa Daniel adalah seorang pemuda dari keturunan bangsawan/ningrat/berdarah biru dan seorang yang cerdas dan berpendidikan serta takut akan Tuhan. Setelah dididik selama 3 tahun (setara D3 atau S1 yang dalam 3 tahun selesai cumlaude tercepat), maka pastilah Daniel tidak diragukan lagi kemampuan dan kapasitasnya sebagai seorang sarjana yang akan bekerja di pemerintahan Nebukadnezar. Ia seorang pemuda yang tidak menajiskan diri dari perbuatan yang tercela atau tidak terpuji. Akhirnya setelah 3 tahun, Daniel dan para temannya diuji oleh Presiden Babel, Nebukadnezar, mereka dipanggil oleh presiden ke istana untuk diinterviu apakah mereka layak menjadi pejabat pemerintah, akhirnya setelah diwawancarai oleh Presiden Nebukadnezar, didapatilah oleh Nebukadnezar di antara semua pemuda itu, bahwa Daniel dan ketiga temannya, Hananya, Misael dan Azarya melebihi yang lain-lainnya dalam segala bidang. Maka bekerjalah mereka dalam istana raja. Tiap kali raja mengemukakan persoalan yang memerlukan penerangan dan pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), ia melihat bahwa nasihat dan tanggapan keempat pemuda itu sepuluh kali lebih cerdas daripada nasihat dan tanggapan dari semua orang berilmu dan paranormal di seluruh kerajaannya.
Daniel dikaruniai Tuhan hikmat dan kepandaian serta pengertian tentang berbagai peristiwa dan mimpi. Dikisahkan selanjutnya bahwa hanya Daniel yang berhasil menjelaskan dan memberi tahu arti mimpi raja Nebukadnezar (ingatlah bahwa dalam sejarah yang pernah tercatat di muka bumi ini, tidak ada orang yang bermimpi lalu menanyakan kepada semua orang pintar untuk memberi tahu apa mimpinya beserta sekaligus artinya, karena dia tidak mau orang menipunya, maka mereka harus bisa tahu dan menjawab dulu apa mimpinya).
Ketika Nebukadnezar mau mengeksekusi semua orang pintar, pejabat dan paranormal yang tidak bisa memberi tahu mimpinya berikut artinya, maka Daniel yang bijaksana meminta menghadap ke istana dan dengan hikmat Tuhan dia bisa menjelaskan dengan tepat apa mimpi raja berikut dengan artinya. Isi mimpi itu menyangkut tentang pemerintahan Nebukadnezar dan generasi-generasi berikutnya. Raja begitu senangnya dan tidak jadi mengeksekusi. Lalu sujudlah Raja Nebukadnezar di hadapan Daniel dan memberi perintah supaya Daniel dihormati dan kepadanya dipersembahkan berbagai persembahan. Nebukadnezar memuji Daniel dan Tuhan yang disembah Daniel. Raja berkata, "Sungguh, Daniel, Allahmu itu paling besar di antara segala Allah. Ia adalah penguasa atas segala raja, dan penyingkap segala rahasia. Aku tahu hal itu sebab engkau telah sanggup menerangkan arti rahasia ini." Raja menganugerahkan bintang kehormatan untuk Daniel karena kecerdasannya, dan diberi kedudukan yang tinggi, dianugerahinya dengan banyak hadiah, dan diangkatnya menjadi Gubernur atas seluruh Babel, serta dijadikannya pemimpin tertinggi atas semua penasihat istana. Tetapi atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan provinsi Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego (nama lain dari ketiga teman Daniel, Hananya, Misael dan Azarya), sedang Daniel sendiri tinggal di istana Negara raja Babel.
Prestasi lain Daniel terlihat juga pada masa pemerintahan Raja Belsyazar, keturunan Nebukadnezar, dimana Daniel mampu menjelaskan makna tulisan di dinding istana Raja. Ibu Suri (ibunda raja) Belsyazar berkata tentang Daniel, ”Dalam kerajaan Tuanku ada seorang laki-laki yang dipenuhi oleh roh dewa-dewa *dewa-dewa atau: Allah.* yang suci. Pada masa pemerintahan ayah Tuanku, orang itu terbukti mempunyai kecerdasan, pengertian dan hikmat, yang seperti hikmat para dewa. Ayah Tuanku Raja Nebukadnezar telah mengangkat dia menjadi pemimpin para ahli tenung, ahli jampi, para intelektual dan ahli astrologi. Ia luar biasa pandai dan bijaksana serta ahli dalam menerangkan mimpi, mengungkapkan rahasia dan memecahkan soal-soal yang sulit. Namanya Daniel, tetapi raja menamakannya Beltsazar. Panggillah dia. Ia akan memberitahukan kepada Tuanku apa artinya tulisan ini."
Atas prestasinya ini, dengan segera Belsyazar memerintahkan pegawai-pegawainya supaya memakaikan kepada Daniel jubah ungu dan mengalungkan kalung emas pada lehernya. Lalu ia mengangkat Daniel menjadi penguasa ketiga dalam kerajaannya. Lalu Belsyazar meninggal dan pemerintahan dipegang oleh raja Darius, orang Media pada usia 62 tahun. Darius membagi kerajaannya menjadi 120 provinsi yang masing-masing diperintah oleh seorang gubernur. Daniel dan dua orang lain diangkatnya untuk mengawasi para gubernur itu supaya raja jangan dirugikan. Segera ternyata bahwa profesionalisme dan kinerja Daniel lebih baik daripada para gubernur dan pengawas-pengawas lainnya. Karena itu, raja ingin mengangkatnya menjadi penguasa seluruh kerajaan. “At this, the administrators and the satraps tried to find grounds for charges against Daniel in his conduct of government affairs, but they were unable to do so. They could find no CORRUPTION in him, because he was trustworthy and neither corrupt nor negligent.”
Daniel ternyata seorang yang tertib dalam administrasi dan laporan keuangan, sehingga para pejabat tidak dapat menemukan kesalahan Daniel dalam hal korupsi urusan keuangan ataupun tugas pemerintahan. Daniel, pejabat Negara bersih dari korupsi karena dia dapat dipercaya. Tetapi para gubernur dan pengawas-pengawas itu berusaha mencari kesalahan-kesalahan Daniel dalam tugas pemerintahan, namun mereka tidak berhasil, karena Daniel setia dan jujur serta tidak melakukan kelalaian atau kesalahan apa pun. Lalu mereka berkata, "Kita hanya dapat menemukan kesalahan Daniel dalam hal yang berhubungan dengan agamanya." Para pejabat yang irihati menyusun strategi untuk menjatuhkan wibawa Daniel dihadapan raja Darius. Kemudian pergilah mereka serentak menghadap raja dan berkata, "Ya Tuanku Raja Darius, panjanglah umurmu! Kami semua yang mengurus kerajaan Tuanku, baik para pengawas, para gubernur, wakil-wakil gubernur dan pejabat-pejabat yang lain, telah bermufakat untuk mengusulkan supaya Tuanku mengeluarkan surat perintah yang harus ditaati dengan sungguh-sungguh. Hendaknya Tuanku memerintahkan supaya selama 30 hari tak seorang pun diizinkan menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada Tuanku sendiri. Barangsiapa melanggar perintah itu akan dilemparkan ke dalam gua singa. Kami mohon agar Tuanku menandatangani surat perintah itu supaya menjadi undang-undang (UU) Media dan Persia yang tak dapat dicabut kembali." Maka Raja Darius menandatangani surat perintah itu. Ketika Daniel mendengar tentang hal itu, pulanglah ia ke rumahnya. Kamarnya yang di tingkat atas mempunyai jendela-jendela yang menghadap ke arah Yerusalem. Dan seperti biasanya, ia berdoa kepada Allahnya dan memuji-Nya tiga kali sehari dengan berlutut di depan jendela-jendela yang terbuka itu. Ketika para pejabat itu melihat Daniel sedang berdoa kepada Allahnya, pergilah mereka semua menghadap raja untuk mengadukan Daniel. Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari terbenam, ia masih berusaha untuk menolongnya. Namun tidak ada yang mampu membatalkan UU raja. Daniel dieksekusi ke gua singa dan secara manusia mustahil bin ajaib bila dia bisa keluar hidup-hidup dari penjara gua singa.
Namun bagi Allah tidak ada yang mustahil, pejabat Negara yang bernama Daniel ini tidak mengalami luka apapun karena Tuhan menutup mulut para singa itu. Sebagai gantinya, raja melemparkan semua pejabat jahat ke gua singa. Setelah itu Raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa di seluruh dunia, "Salam sejahtera! Aku perintahkan kepada semua orang yang berada di wilayah kerajaanku supaya takut dan hormat kepada Allah yang disembah oleh Daniel! Ia adalah Allah yang hidup selama-lamanya, sampai selamanya Ia memerintah. Kerajaan-Nya tak mungkin binasa. Kekuasaan-Nya tak ada habisnya. Ia menyelamatkan dan membebaskan, melakukan mujizat dan keajaiban di langit maupun di bumi. Daniel telah diselamatkan-Nya, dari terkaman singa-singa."
Demikianlah Daniel tetap berkedudukan tinggi selama pemerintahan Darius dan pemerintahan Koresh, orang Persia itu. Saat ini masyarakat kita mengkritik keras para pejabat Negara yang tidak di tindak karena kasus-kasus yang mengindikasikan adanya korupsi. Pemerintah dan aparat terkait terkesan lamban dalam menyelesaikan kasus korupsi khususnya yang disinyalir dilakukan para pejabat negara (menteri dan banyak BUMN terkait serta kasus korupsi atau penyalahgunaan dana-dana di DPR/MPR yang tidak efektif). Semoga dengan adanya Laptop, kinerja anggota DPR/MPR di pusat atau daerah bisa ditingkatkan, jika tidak maka Tukul Arwana pun akan tertawa dengan mengatakan, ”anggota DPR ikut-ikutan saya.”
Semoga komitmen Presiden SBY dan Wapres JK (sekarang Boediono) dapat terwujud dalam tindakan-tindakan nyata demi mengembalikan uang negara yang dikorupsi oleh banyak pejabat dan semoga negara tidak perlu menanggung beban keuangan yang memang tidak perlu ditanggung oleh negara (kasus Lapindo misalnya). Akhirnya kita merindukan sebuah negara yang tingkat korupsinya dapat terus menurun atau diminimalisasi. Perlu adanya sistem Pendidikan yang mampu mendidik generasi muda untuk hidup benar dan tidak melakukan korupsi, dibutuhkan para pemimpin dan pejabat negara di pusat maupun daerah yang profesionalisme dan integritasnya tidak diragukan lagi. Juga sistem hukum dan perundang-undangan yang jelas dan tidak menimbulkan celah-celah produk hukum yang bisa disalahgunakan untuk melakukan korupsi dan penyimpangan. Aparat hukum terkait seperti polisi, kejaksaan, pengadilan pun tidak bisa lepas dari sorotan kinerja yang dianggap belum memuaskan masyarakat khususnya dalam menindak pelaku kasus-kasus korupsi. Kapankah bumi pertiwi, Indonesia ini bisa sepenuhnya bebas dari korupsi? Kapan peringkat negara terkorup bisa menurun? Jangan sampai ketika kita bertanya kepada Yang Maha Kuasa, ”Tuhan, kapan negara kami, Indonesia bisa bebas dari korupsi?” Tuhan pun menangis dan berlalu.
Dede Wijaya, penulis Buku PESONA ALKITAB