Dalam SEMINAR yang diadakan Rabu dan Kamis selama dua hari ini, diangkat tema The Fallen Adam and Angel yang membahas mengenai Doktrin Manusia, Dosa dan Kejatuhan Malaikat, Pendeta Aiter, S. Kom, M. Div yang berasal dari GRII Palembang, diundang menjadi pengajar dan pembawa seminar dalam Program Intensif (Progsif) Runtut Doktrinal yang diselenggarakan oleh STRIJ (Sekolah Teologi Reformed Injili Jakarta) di Jogjakarta. Lewat seminar ini ingin mengajar mengenai manusia dan dosa dalam pendekatan antroplogis Alkitabiah serta mengajak mengerti keindahan dan kehormatan diri yang tercipta, terbatas, dan tercemar. Acara seminar ini diikuti lebih kurang 50 peserta dari berbagai gereja di Jogja, bahkan ada beberapa pendeta dan diaken dari gereja lain sebut saja Alm.Pdt. Pringgosekardjo dari Gereja Kasih Karunia (GKK), yang merupakan tokoh kristiani penting dan terpandang di Jogja. Banyak acara besar berupa KKR dan Seminar di Alun-alun Keraton Jogja dapat terlaksana karena lobi Beliau yang dekat dengan kalangan Keraton dan Sri Sultan HB X. ada juga dari GKI Gejayan, GKJ, GBI Aletheia dan GKKK Jogja. Malah dari anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua bercampur baur menjadi satu mengikuti seminar ini. Bertempat di gedung JBN yang sering menjadi tempat seminar Bisnis dan Presentasi, Tentulah sangat nyaman dengan ruang berAC, gedung yang terletak di jalan Yos Sudarso 21 Jogjakarta ini tampak megah berdiri.
Dihari pertama, (05/03), meski hujan, namun tidak mengurangi antusias keinginan peserta untuk hadir mengikuti dan membayar seminar dengan kontribusi Rp 40.000,00. Sebagian peserta memang sudah rutin mengikuti seminar-seminar yang diadakan setiap bulan oleh STRIJ di Jogja. Pdt. Aiter mengupas Kejadian 1:26-27, dan Kejadian pasal 3 yang sangat menarik perhatian para peserta karena merasa dibukakan mengenai rahasia Firman Tuhan. Kej 1:27 ada 3 kata “Cipta” yang melambangkan bahwa oknum Bapa, Putra dan Roh Kudus bersama-sama dalam Peristiswa Penciptaan dan ketiga Pribadi ini saling berelasi. Perbedaan penciptaan manusia dengan malaikat yaitu bahwa para malaikat langsung diciptakan sekaligus dan banyak, sedang manusia diciptakan dua orang yaitu Adam dan Hawa dan diberi kemampuan reproduksi. Malaikat juga diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan untuk berelasi dan mempunyai Pribadi. Menarik bahwa menurut Pdt. Aiter, semua kebebasan harus ada larangan/batasan, inilah yang namanya kebebasan. Dalam larangan Allah kepada manusia untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk menentukan hidup dan matinya sendiri (dan ternyata kecenderungan hati manusia adalah melakukan sesuai apa yang dirinya mau). Ketika Adam dan Hawa sudah makan buah itu, mereka tahu dirinya telanjang dan bersembunyilah mereka dari Allah padahal waktu itu hari sejuk. Bertanyalah Allah, mengapa tugas yang Kuperintahkan kepadamu tidak engkau lakukan. Disini Allah meminta pertanggungjawaban manusia. Mengapa manusia bersembunyi? Karena ada Tuhan. Selanjutnya kita tahu bahwa Adam menyalahkan Allah karena telah menciptakan Hawa, Hawa menyalahkan Allah karena Allah menciptakan Ular yang memerdayai dirinya (Kej 3:1). Kita tahu ular atau Lucifer itu sudah lebih dahulu berdosa dihadapan Allah. Dapat kita simpulkan bahwa, manusialah yang paling bertanggungjawab atas dosa yang dirinya perbuat. Iblis atau ular adalah faktor atau alat pemicu saja.
Pada bagian ini Pdt. Aiter ingin mendorong setiap peserta untuk ikut dalam peperangan rohani dan pertandingan iman. Pertandingan Iman sudah dimulai sejak waktu persiapan sampai masuk pada peristiwa pertandingan di hari H pertandingan. Latihan sudah diperhitungkan dalama pertandingan. Inilah proses pembentukan Tuhan. Peserta banyak yang bertanya baik dalam sesi seminar maupun waktu jam istirahat.
Dihari kedua, (06/03), sayang tidak ada sesi Tanya jawab karena Pdt. Aiter merasa kekurangan waktu untuk menjelaskan banyak hal. Namun seusai acara, para peserta tampak bertanya dan berbicara dengan Pdt. Aiter. Dikisahkan mengenai dari 12 murid Yesus ada dua murid yang dipakai Iblis yaitu Yudas Iskariot yang menjual Yesus dan Simon Petrus yang dipakai Iblis untuk menggagalkan rencana Allah mengenai penyaliban Yesus. Kita melihat bahwa dua murid ini adalah masing-masing Pemimpin dan Bendahara Yesus. Maka, patut diperhatikan di zaman ini, Iblis juga dapat memakai Pemimpin Gereja dan Bendahara Gereja untuk mengagalkan rencana Allah dan merusak umat Allah. Sejak zaman rasul Paulus hingga akhir zaman akan ada banyak pekerja Palsu, Guru-Guru Palsu, Hamba Tuhan Palsu.
Mari perhatikan perkataan Paulus dalam II Korintus 11:12-14: “Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan. Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.”
Berbahagialah hamba yang didapati setia dalam melakukan pekerjaannya!
Penulis buku PESONA ALKITAB, Dede Wijaya, PBMR ANDI 2007 cet-3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H