Sebagian orang pasti sudah tidak asing lagi mendengar istilah Hackers, apalagi bagi para pecinta internet. Tetapi apakah kalian tahu Hackers itu siapa ? Banyak orang yang menduga Hackers adalah seseorang yang merusak sistem atau membobol sebuah data di sebuah sistem dan jaringan untuk kepentingan pribadi. Tapi setelah saya telusuri ternyata bukanlah hackers yang merusak sebuah sistem. Pengertian hackers itu sendiri adalah seseorang yang mampu mendalami sebuah system secara utuh dan mendalam serta dapat mencari celah dari sebuah system. Hackers bukanlah perusak karena Hackers yang sejati adalah seseorang yang dapat memberikan manfaat baik terhadap semua orang dengan kemampuan penguasa system dan jaringan.
Di lain pihak adapula istilah dalam dunia cyber yaitu Crackers. Mungkin istilah ini jarang kalian dengar, tidak banyak berbeda antara Hackers dan Crackers dalam hal kemampuan dan penguasaan dibidang komputer. Hanya saja jika seorang Hackers menemukan sebuah celah keamanan yang lemah dalam system, lantas melaporkan kepada yang berhak atau bahkan memperbaikinya, maka seorang Crackers justru memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dan tidak jarang para Crackers ini merusak system yang telah dimasukinya / dikendalikannya.
Jadi, dalam hal ini sangatlah jelas bahwa anggapan masyarakat selama ini mengenai hackers itu salah. Karena Hackers mempunyai kode etik tersendiri yang melarang untuk merusak suatu system dan jaringan. Beda dengan Craskers yang tidak memiliki kode etik apapun.
Kalau Hackers mempunyai hirarki / tingkatan, tingkatan tersebut dibuat karena memang setiap tingkatan itu memiliki kelebihan sendiri-sendiri, berikut tingkatan hackers: Elite, Semi Elite, Developed Kiddie, Script Kiddie, Lamer. Sedangkan, Craskers tidak mempunyai hirarki khusus karena sifatnya hanya membongkar dan merusak sebuah system.
Hackers juga memiliki motif tertentu sesuai dengan kelompoknya, tentu dengan tujuan yang berbeda pula. Sepeti Black Hat Para Hackers yang menjelma menjadi cackers / attacker yang menggunakan kemampuan untuk tujuan kriminal dan cenderung membahayakan kepentingan pihak lain. Grey Hat Para Hackers yang memberikan informasi yang diperoleh ke para attacker maupun para vendor, untuk memperoleh imbalan tertentu. White Hat (hackers sejati) orang-orang yang melakukan aktivitas hacking dalam rangka memperoleh informasi tentang celah-celah keamanan, maupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki untuk diberikan kembali kepada pihak yang bersangkutan untuk disempurnakan kembali. Blue Hat yang punya kemampuan seperti white hat, tapi berkecimpung di dunia pendidikan.
Hackers memiliki aturan main yang harus perlu di ikuti seorang hacker seperti: di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi, memberitahukan system administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang di keamanan yang hacker lihat, jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack, tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan, tidak pernah mengambil resiko yang bodoh – selalu mengetahui kemampuan sendiri, selalu bersedia untuk secara terbuka / bebas / gratis memberitahukan & mengajarkan berbagai informasi & metode yang diperoleh, tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencari uang, tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan, tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang dihack, hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.
Rata – rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (internet) juga memiliki Hacker. Tugasnya yaitu untuk menjaga jaringan dari kemungkinan perusakan pihak luar “cracker”, menguji jaringan dari kemungkinan lobang yang menjadi peluang para cracker mengobrak – abrik jaringannya.
Hackers sejati akan selalu bertindak berlandaskan kode etik dan aturan main sedang crackers tidak mempunyai kode etik ataupun aturan main karena crackers sifatnya merusak.
Apapun alasannya ‘hacking’ adalah tindakan yang tidak melanggar hukum, namun disebut ‘cracking’ apabila digunakan untuk meusak, menghilangkan data / sesuatu yang bukan milik kita. Akan tetapi yang kita ketahui bersama – sama bahwa tidak adanya jaminan yang memastikan data atau informasi yang kita punya adalah 100% aman dan kondisi inilah yang digunakan orang untuk memulai ‘pekerjaan’ merusak dari awalnya iseng hingga professional. Hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah menutup segala kemungkinan celah keamanan yang terbuka dan selalu mengupdate data / informasi (siaga).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H