Sengaja disimpan di pinggir rumah karena tujuannya untuk menghalangi bocil Pade agar tidak main ke pinggir kolam. Takut dan khawatir soalnya kolam tersebut memiliki kedalaman sekitar kurang lebih 2 meter.
Ada cerita menarik ketika menanam tomat ini. Pasalnya, ketika sedang menanam. Ada tetangga yang lewat, katanya jangan terlalu banyak menanam pohon tomat. Nanti jika berbuah, buahnya suka cepat buruk.Â
Padahal, Pade cuma menanam beberapa pohon saja. Alhamdulillah kini tomatnya sudah berbuah dan sudah sering menikmatinya dan tidak sampai mubazir. Karena suka dimanfaatkan juga oleh saudara untuk keperluan masak.
3. Pisang
Pisang di daerah kami disebut juga cau. Pohon pisang ini ditanam di pinggir rumah Pade dekat jalan. Sebenarnya, pohon pisang ini sudah ada sebelum Pade membangun rumah. Dibiarkan ada, karena memang keluarga suka dengan pisang. Ya, tentu dengan rasanya yang nikmat dan juga kaya akan vitamin dan serat.
4. Cengek
Cabai rawit, yang di kampung kami dikenal dengan cengek. Rasanya khas karena pedas. Lahan yang Pade gunakan untuk menanam cengek ini pun masih di pinggir rumah dan berdampingan dengan tomat. Senangnya, karena cengeknya sudah berbuah. Sama halnya seperti bua tomat.
Bagi Pade, bercocok tanam dengan memanfaatkan halaman rumah kini telah memberikan kepuasan tersendiri. Sore hari sepulang kerja, sebelum mandi sudah menjadi rutinitas bagi Pade untuk menyiram tanaman tersebut.Â
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, bercocok tanam juga bisa menjadi hiburan sederhana. Ada kebahagiaan yang terpancar ketika melihat tanaman yang ditanam sudah mulai berbuah. Selamat mencoba!