Setiap daerah punya potensinya masing-masing. Namun sayang, potensi tersebut belum sepenuhnya digali, khususnya oleh generasi muda. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa generasi muda yang berada pada usia produktif lebih memilih merantau ke kota daripada menggali potensi yang ada di desa itu sendiri sesuai dengan minat dan bakatnya.
Generasi muda memilih merantau ke kota tentunya punya alasan. Salah satu alasannya yaitu untuk memperoleh penghidupan yang layak. Hal ini tidaklah salah, apalagi ditambah dengan melihat saudara dan tetangganya yang terlihat berhasil. Seperti ketika pulang kampung membawa kendaraan yang bagus, baik sepeda motor maupun mobil. Serta uang yang lumayan banyak dan bisa membagi pada saudara-saudaranya. Tentunya hal itu menjadi daya tarik bagi para generasi muda untuk turut serta merantau ke kota.
Padahal, manisnya yang terlihat tak sepenuhnya memperlihatkan nikmatnya hidup di perantauan. Jika yang berhasil dan sudah mapan, tentu iya. Namun, tak sedikit yang harus berjuang keras agar bisa mempertahankan hidup di perantauan. Apalagi, kurangnya keterampilan dan keahlian yang dimiliki.
Bahkan, tak sedikit pula yang memilih untuk kembali ke kampung halaman. Apalagi yang terkena imbas pandemik Copid-19 atas usahanya. Katakanlah usahanya mengalami kerugian hingga terpaksa harus gulung tikar. Dan akhirnya, kampung halaman akan menjadi pilihannya untuk kembali.
Sebenarnya, dimanapun kita berada tergantung atas diri kita sendiri. Jika kita memiliki keterampilan dan keahlian yang ditunjang dengan pendidikan yang mumpuni. Tentu kita akan mampu beradaptasi, sehingga dapat memperoleh penghasilan dan hidup yang layak.
Berkaitan dengan pendidikan, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya dengan terus menggelorakan program Merdeka Belajar. Tentunya agar program Merdeka Belajar dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang diharapkan. Semuanya harus bergerak bersama dan berkolaborasi, baik pemerintah, tenaga pendidik dan kependidikan, para orang tua, dan juga masyarakat.
Harapan besar dari adanya program Merdeka Belajar yaitu peserta didik dapat mendalami minat dan bakatnya. Sehingga, di kemudian hari minat dan bakat yang dimilikinya itu dapat berkembang secara maksimal. Dan akhirnya, di masa depan para peserta didik dapat memperoleh kebahagiaan, kesuksesan, dan penghidupan yang layak.
Semarak Merdeka Belajar yang dilakukan oleh penulis selaku guru SD di desa yaitu mencoba melakukan berbagai praktik baik dalam kegiatan pembelajaran. Praktik baik tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menggali minat dan bakat siswa sesuai potensi yang ada di daerah. Beberapa praktik baik yang pernah dilakukan yaitu berkaitan dengan kerajinan dan juga kuliner.
Membuat Kerajinan
Salah satu kerajinan yang dipilih adalah membuat rak sepatu. Pemilihan ini didasari karena di kelas belum punya rak sepatu. Sehingga, sepatu siswa itu disimpan berserakan. Ada yang di bawah meja, di belakang kursi, bahkan di kolong meja itu sendiri. Alasan sepatu siswa dilepas, agar lantai kelas tetap bersih. Pasalnya, setiap ada diskusi kelompok mereka senang untuk melakukannya di lantai.
Dalam pembuatan kerajinan ini, dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok diberikan arahan dalam membuat kerajinan rak sepatu seperti arahan dalam bahan yang digunakan harus dari alam yang ada di sekitar lingkungan. Bahannya boleh dari bambu maupun juga kayu. Selain itu, untuk model rak sepatu diserahkan kepada kreativitas dari masing-masing kelompok.
Waktu yang diberikan bagi setiap kelompok dalam pembuatan kerajian rak sepatu ini adalah 2 minggu. Hal ini agar setiap kelompok dapat mengerjakannya secara disiplin dan tepat waktu. Menghargai waktu itu sangat penting. Jadi, waktu itu harus digunakan dengan baik. Tak boleh disia-siakan, sehingga kerajinan itu dapat terselesaikan dan dikumpulkan dengan tepat waktu.