Mohon tunggu...
Dede Suryati
Dede Suryati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hemofilia: Penyebab Genetik

7 November 2024   10:30 Diperbarui: 7 November 2024   10:51 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : Hemofiliasumber : Hermina Hospitals. Di akses dari, https://images.app.goo.gl/EvFy5zKnfEhYkPQq8

HEMOFILIA : Penyebab Genetik

APA ITU HEMOFILIA ?

 Hemofilia merupakan penyakit turunan yang ditandai adanya pendarahan berat. Penyakit ini muncul sebagai pendarahan pasca trauma minor atau pendarahan spontan. Hemofilia disebabkan karena kelainan pada faktor protein koagulasi. Faktor VIII (FVIII) menyebabkan hemofilia A, dan faktor IX (FIX) menyebabkan hemofilia B (Baiq & Devi. 2022).

 Angka insiden hemofilia A berkisar 1:5.000- 10.000 kelahiran bayi laki laki dan merupakan 85- 90% dari seluruh kasus hemofilia, sedangkan sisanya sekitar 10-15% adalah hemofilia B. Insiden hemofilia B diperkirakan 1:30.000 pada laki laki, Berdasarkan survey terbaru diperkirakan terdapat sekitar 400.000 kasus hemofilia di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, sampai dengan akhir 2018 pasien hemofilia tercatat sebanyak 2098 pasien berdasarkan data Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI), yang diperkirakan hanya 10% dari total estimasi pasien, yaitu 20.000-25.000 kasus (Andi & Raehanul. 2023).

DIAGNOSIS

Gambar 3 : Gejala hemofiliaSumber : Shutterstock. Di akses dari, https://images.app.goo.gl/TFprWpzs1avivQ2s7
Gambar 3 : Gejala hemofiliaSumber : Shutterstock. Di akses dari, https://images.app.goo.gl/TFprWpzs1avivQ2s7

 Diagnosis hemofilia ditentukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan. Gejala yang muncul meliputi mudah memar, kebiruan tanpa sebab jelas, pembengkakan dan nyeri sendi, serta riwayat perdarahan yang sulit berhenti, terutama pada bayi dan anak laki-laki. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan hematoma, hemartrosis, dan deformitas sendi. Pada kasus berat, pasien bisa menunjukkan gejala pucat, syok hemoragik, dan penurunan kesadaran. 

 Diagnosis hemofilia dapat dipastikan melalui serangkaian pemeriksaan tambahan, termasuk pemeriksaan laboratorium (seperti hitung trombosit, bleeding time (BT), prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), clotting time (CT), serta asesmen faktor VIII dan IX), serta pemeriksaan radiologis seperti radiografi, ultrasonografi (USG), CT-scan, dan MRI, di samping pemeriksaan musculoskeletal (Andi & Raehanul. 2023).

PENYEBAB

 Hemofilia terjadi akibat mutasi pada gen X yang berperan dalam memproduksi faktor pembekuan darah. Kromosom X memiliki jenis gen yang tidak terdapat pada kromosom Y. Laki-laki memiliki satu kromosom X, sedangkan perempuan memiliki dua. Jika terjadi masalah pada kromosom X (pada laki-laki), terutama pada gen yang mengatur faktor VIII dan IX, maka hemofilia dapat muncul. Hemofilia A dan B adalah dua bentuk kelainan yang diturunkan secara resesif melalui kromosom X. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun